Syamsuddin Radjab Bicara Fenomena Politisi Kutu Loncat di Diskusi DPP BM PAN

Untuk menghindari "politisi kutu loncat", Syamsuddin menyarankan agar pihak-pihak yang hendak menjadi kader partai harus berpikiri secara matang. Perlu dipahamai ideologi partai sebelum resmi berkarir di dunia politik.
"Masuk partai tidak mudah, panjang prosesnya. Harus ada komitmen yang kuat kalau masuk partai. Memilih partai itu hanya sekali. Pahami konsepsi dan ideologi partainya sebelum masuk," kata dia.
Lebih lanjut, Direktur Eksekutif Jenggala Center ini juga menyarankan agar partai politik lebih memprioritaskan kadernya sendiri ketika ada momentum kontestasi politik, baik tingkat nasional maupun lokal
"Karena kader partai yang selama ini mengabdi membesarkan partai tapi ketika ada mpmentum politik lokal seperti apilkda, steak holder internal partai sama perlakuannya dengan kader non partai. Pertanyaannya, untuk apa saya mengabdi di partai ini," katanya.
Sementara itu, Farah Puteri Nahlia menyarankan agar generasi milenial lebih giat belajar ketika hendak menjadi politisi jika bertujuan untuk mengabdi kepada bangsa dan negara. Sebagai politisi muda dan terpilih sebagai anggota parlemen pusat, Farah menegaskan selama kampanye dirinya banyak belajar dan mendengar masukan strategi dari koleganya.
"Saya alhamdulillah bisa menambah kursi. Suaranya bertambah. Ini merupakan pencapaian luar biasa karena sebelumnya tidak begini," katanya.
Lebih jauh, Farah kemudian berbicara karakteristik generasi milenial. Baginya, karakteristik mereka adalah unik, terbuka, kreatif dan inovatif serta tidak mudah terpaku pada satu keputusan.