Uskup KAJ Mgr Ignatius Suharyo Ditunjuk Kardinal, Ini Katanya

“Berbeda ketika saya ditunjuk menjadi Uskup ada diskusi yang panjang. Diberitahu bahwa ditunjuk. Kemudian diundang untuk memberikan pernyataan setuju atau tidak. Kalau setuju tidak ada diskusi, kalau tidak setuju ada diskusi panjang. Waktu itu diskusi panjang dan akhirnya saya setuju,” imbuh Uskup KAJ Mgr Ignatius Suharyo.
Bagi Uskup KAJ Mgr Ignatius Suharyo, penunjukan itu merupakan cara Vatikan untuk mengangkat sosok-sosok menjadi Kardinal bukan masalah kekuasaan dan bukan masalah yang lainnya. Akan tetapi lebih pada masalah pelayanan dalam kehidupan menggereja yang diharapkan semakin luas.
Uskup KAJ Mgr Ignatius Suharyo menjelaskan bahwa pemilihan Kardinal tahun ini menunjukkan beberapa hal penting terkait nama-nama yang dipilih. Maklum saja, terdapat pemerataan dalam penunjukan tahun ini. Dari 13 Kardinal baru, 3 di antaranya merupakan pejabat di Vatikan. Kemudian ada 7 yang merupakan para Uskup Diosesan, termasuk Mgr Suharyo. Dari 7 nama tersebut, 2 dari Eropa (Luksemburg dan Italia), 2 dari Amerika Latin dan bukan dari negara besar melainkan dari Kuba dan Guatemala, 2 dari Afrika (Republik Demokratik Kongo dan Maroko), dan 1 dari Asia (Indonesia).
“Berdasar tafsiran saya, Gereja Katolik ingin menunjukkan Kekatolikannya. Karena kKatolik itu artinya umum atau universial. Dulu Kardinal kebanyakan dari Eropa dan dari negara-negara sebelah utara, sekarang semakin jelas bahwa ada internasionalisasi Dewan Kardinal di Vatikan. Jumlah bisa menunjukkan hal itu,” sebut Uskup KAJ Mgr Ignatius Suharyo.