Rancangan UU KPK Disetujui 10 Fraksi, Dinilai Tidak berdasarkan Prolegnas Selingkuhi Perawat Cantik, PNS Aniaya Istri yang Intel Polwan Debu Tambang Marmer Dikeluhkan Warga Kampung Bontoa Pelajar SMP Tarik Bocah 5 Tahun ke Semak, Ini yang Dilakukan Ayu Ting Ting Dikabarkan Kembali ke Mantan KekasihnyaHal lain yang disoroti Mgr Suharyo adalah peran Vatikan atau Gereja Katolik pada umumnya terhadap apa yang terjadi di Amazon. Seperti diketahui, saat ini kondisi di Amazon memprihatinkan setelah mengalami kebakaran yang hebat. “Konsistori atau pengangkatan Kardinal dilakukan pada 5 Oktober. Itu waktu bagi Vatikan memulai sinode khusus untuk Amazon. Tentu pasti berkaitan dengan lingkungan hidup. Padahal biasanya Konsistori dilakukan pada November. Paus Fransiskus melakukan tindakan simbolik sebelum sinode khusus untuk Amazon. Oleh karena itu diangkatlah para Kardinal baru,” imbuh Uskup KAJ Mgr Ignatius. Mgr Ignatius Suharyo bersama 12 Kardinal lain yang telah ditunjuk oleh Paus Fransiskus akan dilantik atau diangkat dalam Konsistori (Sidang Para Kardinal) yang diselenggarakan pada 5 Oktober mendatang di Vatikan. (jp)
Uskup KAJ Mgr Ignatius Suharyo Ditunjuk Kardinal, Ini Katanya

FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Uskup KAJ Mgr Ignatius Suharyo, ditunjuk oleh Paus Fransiskus menjadi Kardinal. Pengumuman penunjukan disampaikan oleh Paus Fransiskus di Basilika Santo Petrus, Vatikan, pada Minggu (1/9) waktu setempat saat Doa Malaikat Tuhan (Angelus). Mgr Ignatius Suharyo menjadi satu di antara 13 Kardinal baru yang ditunjuk oleh Paus Fransiskus.
Tentu menjadi kehormatan besar bagi Gereja Katolik di Indonesia dan bangsa Indonesia pada umumnya. Uskup KAJ Mgr Ignatius Suharyo menjadi Kardinal ketiga yang dimiliki Indonesia setelah Mgr Justinus Darmojuwono (diangkat pada 1967) dan Mgr Julius Darmaatmadja (diangkat pada 1994).
Terlepas dari itu, ada cerita menarik yang disampaikan Mgr Ignatius Suharyo terkait penunjukkan sebagai Kardinal. Uskup KAJ itu mengatakan baru tahu ditunjuk sebagai kardinal setelah umat tahu. Artinya, Mgr Suharyo mengetahuinya lebih lambat daripada umat Katolik di Indonesia. Selain itu, Mgr Suharyo mengaku sempat kaget.
“Saya baru tahu bahwa saya ditunjuk menjadi Kardinal oleh Paus Fransiskus itu lebih lambat daripada umat. Waktu itu sangat ramai. Baru ketika duta besar Vatikan untuk Indonesia memberitahu, saya tahu ditunjuk sebagai Kardinal. Tentu saya terkaget-kaget karena tanpa pemberitahuan apapun sebelumnya,” sebut Uskup KAJ Mgr Ignatius Suharyo di Gedung Karya Pastoral Keuskupan Agung Jakarta, Gereja Katedral Jakarta, Kamis (5/9).
Mgr Suharyo bercerita bahwa penunjukkannya sebagai Kardinal saat ini berbeda saat dirinya ditunjuk sebagai Uskup. Menurutnya, saat ditunjuk sebagai Uskup, terlebih dahulu diberitahu dan ada diskusi panjang.
“Berbeda ketika saya ditunjuk menjadi Uskup ada diskusi yang panjang. Diberitahu bahwa ditunjuk. Kemudian diundang untuk memberikan pernyataan setuju atau tidak. Kalau setuju tidak ada diskusi, kalau tidak setuju ada diskusi panjang. Waktu itu diskusi panjang dan akhirnya saya setuju,” imbuh Uskup KAJ Mgr Ignatius Suharyo.
Bagi Uskup KAJ Mgr Ignatius Suharyo, penunjukan itu merupakan cara Vatikan untuk mengangkat sosok-sosok menjadi Kardinal bukan masalah kekuasaan dan bukan masalah yang lainnya. Akan tetapi lebih pada masalah pelayanan dalam kehidupan menggereja yang diharapkan semakin luas.
Uskup KAJ Mgr Ignatius Suharyo menjelaskan bahwa pemilihan Kardinal tahun ini menunjukkan beberapa hal penting terkait nama-nama yang dipilih. Maklum saja, terdapat pemerataan dalam penunjukan tahun ini. Dari 13 Kardinal baru, 3 di antaranya merupakan pejabat di Vatikan. Kemudian ada 7 yang merupakan para Uskup Diosesan, termasuk Mgr Suharyo. Dari 7 nama tersebut, 2 dari Eropa (Luksemburg dan Italia), 2 dari Amerika Latin dan bukan dari negara besar melainkan dari Kuba dan Guatemala, 2 dari Afrika (Republik Demokratik Kongo dan Maroko), dan 1 dari Asia (Indonesia).
“Berdasar tafsiran saya, Gereja Katolik ingin menunjukkan Kekatolikannya. Karena kKatolik itu artinya umum atau universial. Dulu Kardinal kebanyakan dari Eropa dan dari negara-negara sebelah utara, sekarang semakin jelas bahwa ada internasionalisasi Dewan Kardinal di Vatikan. Jumlah bisa menunjukkan hal itu,” sebut Uskup KAJ Mgr Ignatius Suharyo.
“Kedua, keterlibatan gereja terhadap masalah-masalah yang dihadapi umat manusia. Soal lingkungan hidup, soal pengungsi, soal kemiskinan, dan dialog antarumat beragama. Salah satu yang diangkat adalah pimpinan Dewan Kepausan untuk hubungan antaragama. Jelas sekali arahnya kemana. Salah satu yang diangkat adalah sekretaris di salah satu Dikasteri (kementerian) yang mengusahakan manusia integral, urusan pengungsi dan migran,” beber Uskup KAJ Mgr Ignatius Suharyo.