FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Divisi Bedah Digestif Departemen Ilmu Bedah FK Unhas menggelar Simposium dalam rangka Makassar Hepatopancreaticobiliary Surgery Forum yang dilaksanakan di Hotel Claro.
Hari ini, Sabtu (26/10/2019) menjadi hari terakhir simposium dengan menghadirkan para ahli bedah nasional.
Hadir pula pembicara tamu utama yakni ahli bedah dari Hiroshima University, Prof Hideki Ohdan. Ia menjelaskan perkembangan pesat transplantasi hati di Jepang.
Ketua Kolegium Ilmu Bedah Indonesia, Dr dr Ibrahim Labeda Sp.B.KBD FCSI mengatakan, simposium internasional ini menjadi langkah awal bagi para ahli bedah di Makassar untuk mampu melakukan program transplantasi hati.
Di Kota besar di Indonesia telah dilakukan 65 tranplantasi hati. Meski di Makassar baru akan dimulai, bukan menjadi masalah karena perlu langkah awal untuk memulai agar bisa lebih cepat mendapatkan ilmu tersebut.
"Ini bukan hal mustahil. Mungkin 10 tahun ke depan ahli bedah di Sulawesi dapat melakukannya," tambahnya.
Prof Hideko Ohdan menjelaskan secara rinci bagaimana prosedur transplantasi hati yang dilakukan cukup rumit, dan memakan biaya yang cukup besar. Pendonor haruslah memenuhi persyaratan termasuk kondisi kesehatan yang baik. Tentunya dibutuhkan kemampuan para dokter dalam melakukan, agar tak terjadi risiko termasuk infeksi.
Transplantasi hati ini memberikan harapan hidup begitu besar pada pasien yang mengalami gangguan fungsi hati.
Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, pun mengapresiasi simposium ini. Dalam pertemuan yang dilakukan dengan ahli bedah se-Indonesia di rumah jabatannya, ia berharap para dokter yang ada di Sulawesi juga bisa bersaing secara internasional. Simposium ini menjadi langkah bagus untuk menambah ilmu dan kemampuan para dokter bedah. (ind)