Hal-hal itu, kata Kapolda, menjadi bahan pembahasan bersama Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab, Kabinda Brigjen TNI Abdul Haris Napoleon dan semua satuan tugas TNI dan Polri di Mimika agar ke depan lebih efektif menangani KKB yang sering melakukan teror penembakan di wilayah Papua, khususnya Mimika.
Sebelum terjadi teror penembakan di perkantoran PTFI Kuala Kencana pada Senin (30/3) siang, KKB sempat berada di perkampungan sekitar Kota Tembagapura dan melakukan sejumlah aksi kekerasan dan penembakan.
Sesuai monitoring anggota di lapangan, kelompok tersebut turun ke wilayah dataran rendah Mimika untuk melakukan serangkaian aksi teror penembakan dan kekerasan di sekitar Kota Timika.
Kapolda menilai kelompok tersebut memiliki cukup keberanian untuk melakukan serangan di pusat perkantoran PTFI di Kuala Kencana.
"Kalau melihat mereka sudah masuk sampai di sini (perkantoran PTFI Kuala Kencana) berarti nyali mereka kuat," ujar Irjen Waterpauw.
Hingga Rabu ini manajemen PTFI meliburkan sementara seluruh karyawan yang bekerja di perkantoran Kuala Kencana sejak Selasa (31/3) lantaran pihak kepolisian sementara melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) penembakan terhadap tiga karyawan PTFI pada Senin (30/3) siang.
Peristiwa nahas itu mengakibatkan seorang pekerja asal Selandia Baru bernama Grame Thomas Wall meninggal dunia.
Grame diketahui sudah 16 tahun bekerja di PTFI pada bagian konstruksi di kawasan dataran rendah.
Dua karyawan lainnya atas nama Jibril MA Bahar, karyawan PT Kuala Pelabuhan Indonesia terluka tembak pada paha kanan dan Yoshepine yang juga karyawan konstruksi PT Freeport Indonesia terkena serpihan peluru pada kakinya.