Tidak hanya kehati-hatian dari masyarakat yang memiliki penyakit tersebut. Namun anggota masyarakat lainnya juga harus melindungi orang dengan penyakit penyerta tersebut. Namun secara umum dari refleksi data yang ada, gejala yang paling sering muncul atau persentasenya paling tinggi pada pasien positif COVID-19 adalah batuk. Sehingga perlu pula diwaspadai.
Di sisi lain berdasarkan jenis kelamin, kasus positif COVID-19 di Tanah Air didominasi sekitar 60 persen oleh laki-laki. Laki-laki menjadi lebih rentan terkena COVID-19. Sementara sisanya 40 persen diderita oleh perempuan. “Ini adalah gambaran nasional. Kalau ingin tahu gambaran lebih detail daerah bisa masuk ke www.covid19.go.id, nanti bisa klik daerah mana saja dan gambarannya akan berbeda,” terang Wiku.
Dia memaparkan data penambahan kasus mingguan COVID-19 di Tanah Air saat ini menunjukkan gerakan kurva melandai. Untuk melihat kondisi tersebut, minimal harus dilihat dari 10 provinsi. Termasuk provinsi yang memiliki penambahan kasus terbanyak.
Saat ini, 10 provinsi dengan penambahan kasus COVID-19 terbanyak di Tanah Air meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Banten, Nusa Tenggara Barat, Bali, Papua, dan Sumatera Barat. “Namun jangan interpretasikan melandai itu berakhir. Belum karena ini baru data satu minggu,” urainya.
Data setiap minggu itu penting untuk diperhatikan sebab merupakan gambaran yang lebih realistis. Jika hanya melihat pada angka kumulatif, tentu terlihat selalu naik dan membuat masyarakat menjadi was-was. “Padahal jika dilihat data per minggu itu sudah ada melandai. Semoga nanti naik sedikit atau tetap. Kalau untuk turun itu belum tentu,” terangnya.