Warga Bukit Baruga Antang, Salat Ied RT dengan Protokol Ketat

  • Bagikan

''Yang kaya membantu dan menolong yang lemah,'' katanya. Zakat dan sedekah menjadi jembatan sosial antara pemberi zakat dan penerima zakat.

Ketiga, kata ustadz Din yang juga sebagai pengajar di sekolah Islam Athirah adalah kemampuan berjihad dalam artian komprehensif, yakni rela mengorbankan harta dan kepentingan pribadi untuk kepentingan orang banyak.

''Jihat di sini bukan berarti mengangkat senjata untuk berperang,'' katanya lebih spesifik.

Ramadhon membawa jihad yang mampu mendorong terciptanya tatanan sosial yang bermartabat, berkeadilan dan sejahtera.

Dalam situasi pandemi Covid-19 kita harus mampu berjihad dengan mendorong dan patuh pada tatanan sosial yang telah ditetapkan oleh ulama dan umara.

''Memberi maaf dan berbuat baik adalah kodrat manusia,'' katanya.

Shalat idul Fitri di RT ini diinisiasi oleh warga setempat yang rata-rata pengurus dan jemaah masjid Raya Baruga, seperti Ramli Kube (ketua RT), Darwis Asiz, Ridwan Arief, Agus Azis, Idham Chalid Suang, Yasin Azis, Muh. Arfianto dan lainnya serta remaja setempat.

Panitia salat Ied telah bekerja menyiapkan kegiatan ini beberpa hari sebelumnya. Kemarin, pada puasa terakhir panitia mulai memasang rigin untuk sandaran back drop dan memasang sound system.

Atas inisiatif panitia, warga RT setempat merasa bersyukur karena bisa melaksanan shalat Ied dengan tertib, dan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ketat. (st)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan