Namun dia menjawab bahwa ketika periode partama SBY presiden, Partai Demokrat masih berada di urutan kelima partai politik di Indonesia, dan hanya memiliki 50-an orang wakil di DPR RI.
Dia pun memberikan penekanan, meski bergabung dengan Demokrat di tengah jalan, Ruhut bertekad untuk menjadikan partai berlambang bintang mercy itu sebagai partai besar.
"Nanti lihatlah di perjalanan, akan aku bikin partai ini jadi partai nomor satu. Dan aku juga enggak hebat, itu semua karena Tuhan," sambung Ruhut.
Hal itu kejadian. Di Pemilu 2009 di mana Ruhut ikut menjadi calon legislatif, Partai Demokrat menjadi peraih kursi terbanyak di parlemen yaitu 150 anggota DPR. Dari partai urut kelima menjadi nomor 1.
"Sampai sekarang belum ada partai yang bisa mendapatkan itu," tegas Ruhut.
Saat di Demokrat, Ruhut juga pernah mengatakan partai itu menjadi pertai terakhir baginya. Nyatanya sekarang dia sudah pindah ke PDI Perjuangan. Apakah partai berlambang banteng moncong putih juga akan menjadi partai terakhirnya?
"Nah ini bagus sekali, karena itu beberapa kali ditanya orang. Itu sudah titik belum aku ngomong? Belum. Masih koma. Maksud abang apa? Terakhir Partai Demokrat, PDI Perjuangan terakhir kali. Tambah saja kalinya, hahaha," jawab Ruhut berdalih.
Dalam program NGOMPOL itu, Ruhut juga menjawab soal berbagai pernyataan kontroversinya yang masih sering ditagih oleh netizen di media sosial. Salah satunya soal potong kuping jika Basuki T Purnama alias Ahok kalah di Pilgub DKI Jakarta.
Menurut Ruhut, pernyataan itu dia lontarkan dalam konteks taruhan politik. Namun, saat itu tidak ada satu pun yang meladeni pertaruhan tersebut. Walaupun akhirnya Ahok kalah. Namun ucapannya itu masih ditagih.