Ya kalau saya, jujur saja saya tidak setuju kalau total. Kembali lagi ke yang semula. Karena begini, kan kita sudah berjalan hampir 6 bulan. Kita sudah belajar ya. Corona (PSBB, red) sekarang yang mau dilakukan Anies dengan sebelumnya kan lain. Awal corona (terkena) semua, ini kan yang mengerikan kan Jakarta. Bukan merah, hitam orang bilang.
Kenapa? Kan banyak cara. Tetapi ada satu hal saya lihat. Saya belum pernah lihat Anies selama mengatasi corona ini seperti Ganjar atau Khofifah, atau Ridwan, turun ke bawah. Mana pernah? Hanya di depan podium. Ngomong dengan permainan kata-lata. Kan hanya itu. Sebenarnya jujur saja. Enggak usah ada PSBB seperti pertama lagi. Yang transisi ini tetap saja.
Tapi kembali tolong dia turun ke bawah, door to door, hei rakyatku, pakailah masker, hei rakyatku bikinlah jarak, hei rakyatku, cuci tangan. Dengan beberapa protokol kesehatan, dia yang langsung sampaikan. Turun.
Alasan DKI berlakukan PSBB salah satunya kapasitas rumah sakit mulai penuh. Bisa kolaps nanti. Itu bisa jadi alasan?
Kan enggak enak kalau itu yang disampaikan. Ini akan begini-begini, itu uang enggak? Dana enggak? Oo rupanya mau dana lagi dari pusat. Hah? Memang melihat ini kurang dana Pemprov DKI? Oh iya lah. Itu kan pasti kan minta anggaran. Tapi sekarang saya enggak tahu kawan-kawan saya yang ada di DPRD DKI. Bagaimana sih itu formula E? Kasih dong jawaban mengenai DP yang ratusan miliar itu. Itu kan bisa digunakan. Ditarik lagi.
Anies sekarang PSBB total, Anda menentang, tetapi dulu anda juga vokal mengkritik waktu Anies membuka Car Free Day, ini kan dua hal berseberangan dari pernyataan Anda?