Kematian TKI Asal Sulsel di Ruang Tahanan Dianggap Ditutupi Pemerintah Jepang

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Kematian seorang TKI asal Provinsi Sulawesi Selatan, Ahmad Abdul Rahim, 42 tahun saat ditahan di ruang tahanan kepolisian Jepang, hingga saat ini dianggap tertutup oleh keluarga almarhum.

Sejak meninggalnya almarhum pada 12 Oktober 2020 lalu atau sehari sebelum dia bebas, pihak keluarga saat ini belum mengetahui penyebab pasti kematian warga asal Pulau Lae-lae itu.

Bahkan saat ini sudah masuk ke 44 hari kematian Ahmad di negara berjuluk Negeri Sakura tanpa alasan yang jelas.

Sementara paman almarhum, Sukiman, mengaku telah bertemu dengan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah untuk berkomunikasi dengan pemerintah Jepang, dan mengungkap penyebab kematian Ahmad Abdul.

"Sekitar 10 hari lalu saya atau kami sudah berkomunikasi dengan pak Gubernur. Tapi sampai saat ini belum ada hasilnya," katanya, Selasa (24/11/2020).

"Kami penasaran dan mau tahu apa penyebab kematian keluarga kami di negara orang tanpa alasan jelas. Hasil otopsi yang dijanjikan, tidak ada ditemukan di peti jenazah keluarga kami," sambungnya kepada Fajar.co.id.

Mereka penasaran dengan penyebab kematian Ahmad hingga meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang masih belia. Apalagi kematiannya berada di ruang tahanan kepolisian Jepang.

Almarhum Ahmad ditahan selama tiga bulan karena kedapatan mengendarai kendaraan tanpa mengantongi izin mengemudi, dan harus menjalani masa tahanan selama tiga bulan dan akan bebas pada 13 Oktober 2020 lalu.

Sayangnya, sehari sebelum bebas, almarhum dinyatakan meninggal dunia. Kemudian, lanjut Sukiman, jenazah keluarganya dilakukan otopsi oleh tim medis Jepang.

Singkat cerita, saat jenazah almarhum telah dipulangkan dan tiba di Bandara Sultan Hasanuddin pada 21 Oktober 2020 lalu. Sanak keluarga mencari surat hasil otopsi di jenazah almarhum. Tetapi tidak ada seperti yang dijanjikan sebelumnya.

Meski dengan rasa penasaran, jenazah almarhum pun terpaksa dimakamkan di kampung halamannya di Kabupaten Bone. Apalagi usia jenazahnya yang sudah terlalu lama dan harus segera dikubur.

Wartawan Fajar.co.id sementara berupaya menghubungi pihak terkait yang bisa memberikan klarifikasi soal peristiwa tersebut. Dalam hal ini adalah salah satu pengguna Whatsapp yang mengatasnamakan diri dari KBRI Tokyo.

"Kalau untuk kejadian ini belum ada informasinya TKI yang meninggal dunia di kantor polisi," pungkasnya.

Tak lama setelah itu, nomor tersebut pun mengarahkan wartawan Fajar.co.id untuk menghubungi sebuah nomor ponsel yang tidak dikenali, dan sebuah alamat email yang dia kirimkan.

Namun sampai saat ini, belum ada balasan dari email tersebut, hingga berita ini diturunkan. (Ishak/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan