Dari keseluruhan responden, hanya ada 5,25 persen siswa yang sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka. 94,75 persen lainnya masih melaksanakan pembelajaran daring.
Survei juga menjabarkan, penerapan protokol kesehatan dan persiapan SOP di sekolah responden yang sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka pun belum maksimal.
Masih ada 32,69 persen siswa yang sekolahnya tak ada bilik disinfektan, 8,04 persen tak ada tempat cuci tangan, 52,67 persen siswa belum pernah membaca SOP atau ketentuan prokes di sekolah, dan 22,64 persen juga belum pernah disosialisasikan terhadap prokes tersebut.
Berdasarkan hasil penemuan itu, KPAI meminta pemerintah pusat dan daerah segera melakukan pemetaan sekolah-sekolah yang siap dan yang belum siap menggelar pembelajaran tatap muka pada Januari 2021.
"Jika zona daerahnya masuk kategori hijau atau aman, tetapi sekolahnya belum siap menerapkan protokol kesehatan Covid-19, maka pembelajaran tatap muka tetap harus ditunda," tegasnya.
"Sekolah juga harus didampingi dan didukung pendanaan untuk menyiapkan infrastruktur dan protokol kesehatan/SOP adaptasi kebiasaan baru (AKB) di satuan pendidikan. Kalau belum siap, sebaiknya tunda buka sekolah pada Januari 2021," pungkas Retno.
Sejumlah daerah memilih menunda penerapan pembelajaran tatap muka di sekolah selama laju penyebaran Covid-19 masih tinggi. Salah satunya Provinsi Sulawesi Selatan. Penyebaran virus korona sudah bertransmisi secara merata di Sulsel.
Ketua Tim Konsultan Satgas Covid-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin mengatakan, sekolah tatap muka bukan kebijakan tepat di kondisi saat ini. Risiko penyebaran virus korona di kalangan peserta didik, sangat besar.