Diinformasikan, saat ini kasus positif korona sedang menuju puncak dengan penambahan lebih dari 400 kasus per hari. Adapun positivity rate atau perbandingan kasus positif dengan jumlah sampel tes swab berada dikisaran 17-20 persen.
Ini artinya, Sulsel dalam kondisi darurat. Sebab WHO mematok positivity rate di bawah lima persen sebagai kondisi aman.
"Sekolah tatap muka dampaknya sangat besar. Jika jumlah kasus meningkat di kalangan anak didik, ini sangat berbahaya,” papar Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Sulsel ini, Minggu (27/12/2020).
Prof Ridwan menilai, jika pembelajaran tatap muka tetap dipaksakan maka sama saja dengan melakukan pembiaran penyebaran virus korona secara lebih luas lagi. Hal ini sangat tidak dibenarkan, karena kesehatan anak didik adalah hal yang utama. (endra/fajar)