Karenanya, dia mengimbau agar masyarakat tidak mudah terbujuk rayu kotak amal dengan simbol-simbol agama. Masyarakat sebaiknya berderma kepada keluarga terdekat atau fakir miskin di sekitar agar tepat sasaran.
“Kalau mau menyumbang, langsung saja ke keluarga dan fakir miskin, langsung tepat sasaran,” katanya.
Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi menjelaskan, kotak amal untuk kegiatan terorisme merupakan bagian kecil dari gerakan menghimpun dana. Yang juga perlu diwaspadai keterlibatan perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pendanaan gerakan terorisme.
“Yang jauh berbahaya (daripada kotak amal) adalah keterlibatan perusahaan besar, swasta, dan negara, yang dikutip dari CSR-nya untuk yang tidak secara langsung pada gerakan militernya (jejaring teroris), tetapi terlibat dalam gerakan untuk tataran doktrin. Kita tidak boleh lengah,” kata Islah.
Selain dari kotak amal, pendanaan terorisme pun bisa dihimpun dari berbagai kejahatan. Misalnya, investasi bodong berkedok syariah yang kerap hanya dilihat sebagai kejahatan ekonomi.(gw/fin)