58 Tahun Andi Fahsar, Ada Impian yang Belum Kesampaian

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, BONE -- Bupati Bone, Andi Fahsar Mahdin Padjalangi genap berusia 58 tahun, Senin, 21 Juni, kemarin.

Sudah periode kedua menjabat bupati atau sudah tujuh tahun. Sudah banyak penghargaan diraihnya. Namun, masih ada impian yang belum kesampaian selama hidupnya ini.

"Ada impian saya yang sebenarnya sudah hampir terwujud tiba-tiba terjadi regulasi yang tidak diingankan yakni, ingin menjadikan Bone pintu gerbang Sulsel. Sebagai pintu ekonomi di Sulsel bagian timur dengan mencoba akses Bajoe," katanya Selasa (22/6/2021).

Fahsar mengutarakan, tahun pertama menjabat bupati sudah bertemu dengan perancang Bajoe, sementara asyiknya tiba-tiba regulasi hilang, tarik semua Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE). Kewenangan bupati ditarik.

"Saya sudah bicara dengan pakar ekonomi di Makassar, saya terbentur dengan persoalan regulasi dan tidak menjadi kewenangan daerah. Tapi ide segar itu masih ada, mudah-mudahan itu menjadi bahan untuk melihat dan memajukan Bone," bebernya.

Karena menurut Puang Baso Fahsar sapaan karibnya, ketika itu terwujud bisa menyediakan kebutuhan di Sulawesi Tenggara dengan membuka grosir dengan harga yang sama di Makassar. "Makanya orang cukup sampai saja di Bone," sebutnya.

Selain itu, ada satu hal yang perlu dipikirkan bersama. Bone dalam sejarah adalah sentra budaya Bugis. Sentra adat Bugis tetapi yang dilihat daerah lain lebih cepat menjemput pengembangan budaya Bugis itu sendiri dibanding sentranya sendiri.

Padahal, konsep destinasi budaya ke depan sangat menjanjikan, ini harus dibangkitkan. Apalagi kaum milenial mulai mencintai adat. Terbukti banyak tulisan yang lahir dan kajian yang lahir di kelompok milenial, ini harus dibuka.

Harus kembali menghidupkan, dan memberikan gambaran Bone pemegang hegemoni pemerintahan di Sulawesi. Kehadiran bola soba pada posisi strategis dan menjadi magnet budaya yang ada, sekaligus menjadi replika bahwa Bone besar.

"Kita jujur saja selalu bertepuk dada dengan bangga sebagai orang Bone. Tiga kerajaan terbesar di Sulsel yang tertua Luwu ada peninggalan sejarahnya masjid tua, baru gowa Balla Lompoa dan Benteng Somba Opu, dan bone pemegang hegemoni terakhir tidak ada bukti sejarah yang ditinggalkan. Makanya, paling tidak harus dikembalikan hal tersebut. Amiin," sebutnya berharap.

Di usia yang ke 58 tahunnya, Ketua DPD II Golkar Bone itu tidak ingin disebut ulang tahun yang ke 58. Harus 48. Kenapa? Diundur 10 tahun agar semangat ini sama dengan kaum milenial semua. Kenapa ini perlu, karena untuk mengimbangi motor gerakan dari pada perkembangan, pembangunan, dan aktifitas harus dibarengi dengan semangat yang lebih muda dari kondisi

"Ketika kita tidak bisa mengikuti irama itu pasti lain. Dan saya tidak mau ditinggalkan dalam membangun Bone ini," jelas Fahsar. (agung/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan