“Kolaborasi ini melibatkan BRIN, BPJKPH, KNEKS, BPOM, perguruan tinggi dalam hal ini Pusat Kajian Sains Halal IPB dan Institute for Halal Industry and System (IHIS) UGM, serta pihak-pihak lainnya,” tambah Handoko.
Plt. Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi, Mego Pinandito mengatakan, pengembangan infrastruktur yang memadai ini melengkapi kegiatan BRIN bersama berbagai stakeholder yang terus memperkuat kapasitas SDM periset. “BRIN mendukung inisiasi pembentukan Konsorsium Riset dan Inovasi Produk Halal Indonesia sebagai bentuk komitmen berbagai pihak dalam mewujudkan riset dan inovasi produk halal menuju Indonesia sebagai pusat halal dunia tahun 2024,” ungkap Mego.
Kepala PRTPP, Satriyo Krido Wahono, menjelaskan, fasilitas riset pangan tersebut merupakan bagian dari open platform laboratory yang disediakan oleh BRIN, khususnya terkait dengan riset pangan dan halal. Laboratorium ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat melalui berbagai skema. “Fasilitas ini memuat instrumen analisis dan beberapa peralatan produksi skala kecil yang dapat berfungsi sebagai fasilitas factory sharing bagi pegiat usaha start up dan UMKM,” ungkap Satriyo.
Total terdapat empat gedung yang akan diresmikan, yaitu gedung co-working space, gedung laboratorium terpadu, gedung pengujian in-vivo, dan gedung proses cGMP. Beberapa fasilitas laboratorium diantaranya laboratorium biomolekuler, laboratorium mikrobiologi pangan, dan laboratorium mikologi pangan akan dapat mendukung riset halal.
Gedung proses cGMP dilengkapi line cGMP pengemasan, line proses produksi dan pengolahan kakao/kopi, proses penepungan, line proses produksi mie, laboratorium pengembangan produk (kering, fermentasi, daging, minuman), dan laboratorium sensoris.