Soal penyebab warga masuk ke rumah sakit bergantian, Li pun mengaku tidak tahu pasti. Ada yang didiagnosa menderita tipes. Namun, pihaknya tidak mengetahui kebenarannya.
Yang jelas, tiga keluarga itu memang tinggal bertetangga dan berdekatan. Mereka tinggal di gang buntu. Lokasinya sangat dekat dengan pabrik pemotongan dan pengolahan ayam. Jarak rumah mereka dengan pabrik, tak sampai 1 kilometer.
Begitu juga dengan lokasi penimbunan limbah. Hanya sekitar 200 meter. “Ya bisa dirasakan baunya di sini, aliran saluran di depan itu juga dipakai untuk mengalirkan limbah,” paparnya.
Hingga kemarin (27/1), belum ada pengecekan sumber air pada sumur warga. Selama ini, tiga keluarga dari rumah yang saling berdekatan itu menggunakan air dari sumur bor untuk keperluan sehari-hari. ’’Kalaupun ada rembesan, juga kita tidak tahu,’’ ucap dia.
Kemarin, lanju Li, ada petugas puskesmas datang. Namun, cuma tanya-tanya saja. ’’Nggak ambil sampel. Malah kita yang diminta uji lab sendiri, ya kita nggak mau lah, kita pasrah saja,” ujarnya.
Tentu warga berharap, dinas terkait mau segera datang untuk melakukan penelitian dan pengujian di lingkungan sekitar. Terlebih, mereka merasa khawatir kejadian serupa akan terulang kembali. “Kalau ditanya khawatir, ya pasti khawatir. Berharap pemerintah turun tangan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Jombang, drg Budi Nugroho, mengatakan, pihaknya belum menerima laporan tentang kejadian keluarga yang bergiliran masuk ke rumah sakit tersebut. Namun, petugas akan segera melakukan pengecekan lebih lanjut.