Korban Tewas Gempa Turki-Suriah Tembus 46 Ribu Jiwa, WNI Ikut Bertambah

  • Bagikan
Seorang bapak bereaksi ketika tubuh bayi yang merupakan anaknya ditarik keluar dari reruntuhan gedung dan dibawa oleh petugas penyelamat di Syria. (AFP)

FAJAR.CO.ID, ISTANBUL-- Lebih dari 46 ribu orang meninggal usai dua pekan gempa bermagnitudo 7,7 mengguncang Turki hingga Suriah, pada 6 Februari lalu.

Dikutip Reuters, Badan Penanggulangan Bencana Turki (AFAD) melaporkan jumlah korban di negara itu mencapai 41.020 jiwa.

Sementara itu, korban di Suriah tercatat lebih dari 5.800 orang. Dengan demikian, total korban meninggal di dua negara mencapai 46.820 ribu jiwa.

Tak hanya korban meninggal. Sekitar 345 ribu apartemen di Turki hancur. Selain itu, banyak pula orang dilaporkan masih hilang. Dua pekan setelah gempa, Turki mengumumkan mengakhiri pencarian terhadap korban.

Kepala AFAD Turki, Yunis Sezer, mengatakan saat ini upaya penyelamatan masih berlangsung di 40 gedung di Provinsi Kahramanmaras dan Hatay.

Kedua provinsi itu merupakan wilayah yang paling terdampak gempa. Meski demikian, banyak pihak terkejut karena masih banyak korban yang masih hilang dan terjebak di reruntuhan.

Pada Sabtu, 18 Februari, tim menemukan sepasang suami istri dan anaknya setelah tertimbun 296 jam atau lebih dari 11 hari setelah gempa. Namun, sang anak meninggal usai dievakuasi.

Profesor Bencana dan Kesehatan University College London, Ilan Kelman, bahkan mengatakan peristiwa itu tak biasa. Menurut dia, pada dasarnya tubuh bisa bertahan, tetapi banyak pula faktor keberuntungan.

"Ada semacam hierarki kebutuhan dalam situasi bertahan hidup. Aturan praktisnya tiga menit tanpa oksigen, tiga hari tanpa air, tiga pekan tanpa makanan," kata Kelman, seperti dikutip CNN.

Korban WNI Bertambah

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban tewas akibat gempa Turki bertambah menjadi empat orang.

Para korban tersebut sedang dalam penanganan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara.

"(Ada) empat. Jadi, ibu-anak, lalu yang baru-baru ini, yang beberapa hari lalu ditemukan, ada dua orang. Jadi, sekarang total WNI yang meninggal dunia akibat gempa ada empat," kata Retno di Istana Kepresidenan Jakarta, kemarin.

Pemerintah telah menghubungi keluarga masing-masing korban, juga menyampaikan duka cita kepada keluarga korban.

Selain itu, pemerintah mengurus jenazah WNI korban gempa Turki. Mereka akan mengurus jenazah sesuai dengan permintaan keluarga. "Permintaan keluarga akan seperti apa itu akan kita tangani," ujarnya.

Data dari KBRI Ankara memaparkan empat WNI yang menjadi korban tewas akibat gempa itu terdiri dari seorang ibu bernama Nia Marlinda dan anaknya di Kahramanmaras.

Nia, anaknya, dan suaminya yang berkewarganegaraan Turki ditemukan meninggal dunia di bawah reruntuhan bangunan tempat tinggal mereka.

Karena anak mendiang Nia belum berusia 18 tahun, maka secara otomatis dia memiliki kewarganegaraan Indonesia.

Sementara itu, dua WNI lainnya yang meninggal dunia yakni atas nama Irma Lestari asal Lombok dan Ni Wayan Supini asal Bali. Keduanya ditemukan di reruntuhan Apartemen Galeria di Kota Dyarbakir, pada 17 Februari lalu. (bs/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan