Mantan Waka BIN: Pembantaian TNI Oleh KKB Papua, Kriminal Harusnya Ditangani Polisi

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Konflik di Papua oleh Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB telah menewaskan sejumlah prajurit TNI. Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marsekal Muda TNI (Purn) Maroef Sjamsoeddin menduga prajurit TNI gamang di lapangan, sehingga banyak yang tewas menjalankan tugas.

Mantan Waka BIN, Marsekal Muda TNI (Purnawirawan) Maroef Sjamsoeddin mengutarakan penilaiannya terkait konflik di Papua pada kanal Youtube Abrahama Samad SPEAK UP. Podcast berjudul "Mantan Waka BIN: Pembantaian TNI Oleh KKB" itu diunggah pada 27 April 2023.

Kata Maroef Sjamsoedin, karena kegamangan dalam bertugas, prajurit TNI tidak berani mengambil tindakan tegas. Hal itu terjadi karena prajurit TNI hanya membantu tugas kepolisian.

Direktur Freeport Indonesia itu mengatakan, masalah yang terjadi di Papua adalah masalah dalam negeri.

Dalam penanganannya, pemerintah menyebut gerakan di Papua sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata. Nah, kata Maroef Sjamsoedin, jika namanya kelompok kriminal bersenjata atau KKB, maka kriminal harusnya ditangani oleh polisi, bukan operasi militer.

Akibatnya, prajurit TNI yang tewas lawan KKB itu diduga gamang dalam bertugas dan tidak berani mengambil tindakan tegas, karena statusnya hanya membantu kepolisian.

"Nah, kita pemerintah dalam hal ini dulu mengatakan kalau tidak salah gerakan pemberontakan senjata, gerakan separatis dan gerakan politik, nah sekarang menjadi kelompok kriminal. Saya punya pandangan, kalau kriminal, nda (tidak, red) cocok dihadapkan dengan operasi TNI. Operasi militer, karena TNI itu diatur oleh UU TNI sendiri. Kalau KKB sebagai apa TNI melakukan itu (operasi militer, red)," jelas Maroef dalam podcast akun youtube Abraham Samad Speak Up, Kamis 27 April 2023.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan