Wukuf Arafah Penentu Ibadah Haji, Bagaimana Jika Sedang Haid?

  • Bagikan
Ilustrasi -- Wukuf di Arafah

Sehingga bila seseorang wukuf dalam keadaan berhadats, junub, haid, terkena najis atau terbuka auratnya, maka sah wukufnya dan ia kehilangan keutamaan” (Syekh Abu Zakariya Yahya bin Syaraf al-Nawawi, al-Idlah, Beirut-Dar al-Hadits, hal.313).

Kondisi menstruasi tidak mencegah keabsahan wukuf, sebab hanya berkaitan dengan keutamaan, bukan kewajiban.

Bila memungkinkan, jemaah haji yang tengah haid tentu lebih baik menunggu sucinya selama durasi waktu wukuf masih tersedia untuk memperolah keutamaan wukuf dalam keadaan suci.

Namun bila tidak memungkinkan, semisal dengan menunggu suci berakibat ketinggalan rombongan sehingga dapat mengancam keselamatannya, maka hendaknya ia tetap mengikuti alur pemberangkatan rombongan meski berwukuf dalam keadaan haid, sebab menjaga keselamatan diri merupakan kewajiban, sementara wukuf dalam keadaan suci adalah kesunnahan/keutamaan. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan