FAJAR.CO.ID, JAKARTA— Pegiat media sosial Islah Bahrawi menyayangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ikut menjadi alat pertempuran politik capres nomor urut dua dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Islah merasa Jokowi akan terkena konflik politik jika Prabowo Subianto berhasil mengalahkan capres nomor urut satu dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan dan capres nomor urut tiga dari PDIP Ganjar Pranowo.
"Tapi kalau dengan cara begini, dengan ikut menjadi satu alat dalam pertempuran politik seperti ini, pada akhirnya kita tidak berbicara tentang masa depan, kita berbicara tentang konflik-konflik politik apabila ini ternyata memang dimenangkan oleh Prabowo," ucapnya.
Daripada Prabowo, Islah yakin Anies dan Ganjar akan lebih bersahabat dengan Jokowi jika terpilih menjadi presiden di Pilpres 2024, ia pun mengaku yang lebih menjadi pertimbangannya sekarang adalah demokrasi.
"Tapi saya yakin kalau misalnya dimenangkan oleh paslon lain saya kira mereka akan lebih bersahabat dengan Pak Jokowi, ini yang kemudian menjadi pertimbangan orang-orang seperti saya bukan lagi dukung mendukung soal capres-cawapres dan sebagainya, ini tentang demokrasi," tandasnya dikutip populis.id dari YouTube 2045 TV, Kamis (30/11).
Sementara itu, dalam survei Lembaga Survei Nasional, elektabilitas pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka unggul jauh dari pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Paslon Prabowo-Gibran disebut memiliki elektabilitas mencapai 42,1 persen. Sedangkan Anies-Muhaimin 25,2 persen dan Ganjar-Mahfud sebesar 28,8 persen.
"Survei itu mencatat masih ada 20,3 persen pemilih Prabowo yang berpotensi mengubah pilihannya. Lalu ada 28,5 persen pemilih Ganjar-Mahfud dan 32,4 persen pemilih Anies-Cak Imin yang masih mungkin mengubah pilihan," ujar Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN) Gema Nusantara Bakry dalam jumpa pers secara daring pada Jumat (24/11/2023).
Dalam survei ini, LSN juga membuat simulasi pilpres 2024 putaran kedua. Apabila diadu dengan pasangan Ganjar-Mahfud, elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 53,6 persen, sedangkan Ganjar-Mahfud cuma 37,3 persen.
Sedangan bila beradapan dengan Anies-Muhaimin, elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 58,8 persen. Sementara Anies-Muhaimin memperoleh 32,4 persen.
Menurut Gema, selisih elektabilitas yang menganga lebar antara Prabowo-Gibran dengan Anies-Muhaimin itu bisa dipahami karena bila keduanya masuk putaran kedua, suara pendukung Ganjar-Mahfud yang nasionalis cenderung memilih Prabowo-Gibran.
Sebagai informasi, survei LSN itu digelar pada 5-12 November 2023 dengan melibatkan 1.420 responden. Margin of error survei +/- 2,6 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (Populis)