Benny mengharapkan dengan temuan itu, investor asing kembali melirik dan memasukkan Indonesia sebagai portofolio investasi ke depan. Untuk itu, ia menyampaikan perlu ada perbaikan dari sisi fiscal term maupun non fiscal term (ease of doing business).
"Kita perlu melakukan perbaikan yang benar-benar baik. Artinya, perbaikan tersebut bisa meningkatkan daya pikat investasi Indonesia, mengingat saat ini kita tengah dalam kondisi bersaing dengan negara-negara lain," ujarnya.
Setelah penemuan itu, ia juga mengharapkan adanya percepatan proses menuju onstream. Ia menargetkan jika sesuai dengan rencana, pada 2028-2029 proyek South Andaman sudah mulai onstream.
"Tahun 2024 akan dimulai appraisal-nya, 2025-2026 sudah plan of development (POD) dan di 2028-2029 sudah onstream," kata Benny.
Sementara itu, Presiden Direktur Mubadala Energy Indonesia Abdulla Bu Ali mengatakan penemuan itu merupakan bagian dari program Mubadala Energy ke depan dalam mendukung target produksi Indonesia pada 2030, yaitu 1 juta barel minyak bumi per hari dan 12 miliar kaki kubik gas bumi per hari.
"Indonesia memiliki potensi yang luar biasa terkait cadangan migas, penemuan ini patut disyukuri dan diharapkan dapat mendukung target produksi tahun 2030," kata dia.
Ia mengatakan setelah penemuan tersebut, Mubadala Energy akan mempercepat proses untuk memulai pengeboran sumur eksplorasi lainnya di WK yang sama. Oleh karena itu, Mubadala Energy membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar rencana tersebut dapat terwujud.
"Kami berharap dukungan dari semua pemangku kepentingan agar kami bisa melanjutkan penemuan ini dan dapat membantu untuk mencapai target yang dicanangkan pemerintah," ujar Abdulla.