FAJAR.CO.ID, SURABAYA -- Universitas Airlangga kembali menjadi sorotan, kali ini terkait polemik pembekuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) setelah pemasangan karangan bunga satire di area kampus.
Dekan FISIP Unair, Prof. Bagong Suyanto, memastikan akan bertemu dengan pengurus BEM pada Senin mendatang untuk membahas lebih lanjut soal keputusan ini.
"Senin besok (konfirmasi dengan media) setelah pertemuan dengan BEM,"kata Prof. Bagong dilansir dari Antara di Surabaya, Minggu.
BEM FISIP Unair membuat karangan bunga dengan pesan satire untuk memberi ucapan selamat atas pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, yang diletakkan di Taman Barat FISIP pada Selasa sore (22/10). Meski sempat ditarik karena hujan, pesan dari karya seni tersebut tetap menarik perhatian dan kemudian viral di media sosial seperti X dan TikTok.
Pada Kamis (24/10), Ketua Komisi Etik Fakultas memanggil perwakilan BEM FISIP untuk meminta klarifikasi terkait aksi pemasangan karangan bunga. Sehari setelah pertemuan tersebut, BEM FISIP Unair resmi menerima surat pembekuan melalui email dari dekanat.
Presiden BEM FISIP Unair, Tuffahati Ullayyah, menyatakan bahwa kabinetnya, yang dikenal dengan nama Kabinet Panca Aksara, memiliki komitmen untuk membangun jiwa kritis dan peka sosial di kalangan mahasiswa FISIP. Menurutnya, berbagai program kerja telah sukses terlaksana sebagai bentuk komitmen mereka, termasuk karya seni satire ini.
Terkait pembekuan, BEM FISIP menegaskan mereka akan memperjuangkan hak mereka dan tetap menjalankan tugas hingga waktu demisioner. Presiden BEM Unair, Aulia Thaariq Akbar, juga mengonfirmasi keputusan ini dan menyatakan dukungannya untuk membantu dalam advokasi jika diperlukan.