Eks Menteri ESDM Sudirman Said Blak-blakan Soal Mafia Migas yang Sempat Dibubarkan di 2015, Tapi…

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Sudirman Said berspekulasi mafia migas diternak. Itu diungkapkan berdasarkan pengalamannya menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) era Jokowi.

Hal itu diungkapkan, menanggapi terungkapnya kasus korupsi di Pertamina. Melibatkan Direktur Utama Pertamina Patra Niaga.

“Mafia migas masih diternak? Saya tidak tahu apa yang tengah terjadi di Pertamina,” kata Sudirman Said dikutip dari unggahannya di X, Kamis (27/2/2025).

Ia mengungkit bahwa transformasi Pertamina sudah pernah dikakukan yakni pada 2015.

“Apakah transformasi besar-besaran yang digagas Dirut Pertamina (alm. Arie H. Soemarno), sudah tidak berbekas?” ujarnya.

Ia pun berspekulasi, bahwa mafia migas diternak di era pemerintah Jokowi.

“Apakah ‘Mafia migas’ yang dibubarkan pada tahun 2015 sudah beranak pinak, diternak di era Joko Widodo?” imbuhnya.

Pasalnya, Sudirman mengatakan sudah pernah mengingatkan Jokowi. Soal pemberantasan mafia migas saat ia menjabat Menteri ESDM.

“Di tahun 2014 saya pernah katakan kepada Presiden Joko Widodo: ‘Penataan energi dan pemberantasan mafia migas bukan soal teknis, tapi soal kelurusan pemimpin negara’,” jelasnya.

Rentetan peristiwa hari ini, disebutnya menunjukkan Indonesia dikepung korupsi. Ada praktik pemburuan rente yang bermain.

“Keadaan hari-hari ini adalah bukti bahwa negara kita sedang dikepung oleh korupsi akut dan praktik perburuan rente yang menyakitkan rakyat,” terangnya.

Saat ini, ia mengatakan nasib negara ada di tangan Prabowo. Sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.

“Apakah Presiden Prabowo akan melanjutkan situasi ini? Kita menunggu satunya kata dan perbuatan,” ucapnya.

“Indonesia memang (sedang) gelap kok! Mungkin elite yang sedang bancakan tak merasakan kegelapan itu, karena tidak tau rasanya miskin,” tandasnya.

Sebelumnya, Kejaksaan Agung mengungkap kerugian negara Rp193,7 Triliun per tahun. Itu terjadi selama lima tahun dari 2018 hingga 2023. Sehingga total kerugian negara ditaksir Rp968,5 Triliun. Artinya hampir Rp1.000 Triliun atau Rp1 Kuadraliun.

Tersangka dalam kasus ini diantaranya Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan (RS), Direktur Optimasi Feedstock & Produk PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Sani Dinar Saifuddin (SDS), Direktur PT Pertamina Internasional Shipping Yoki Firnandi (YK), dan Vice President Feedstock Management PT KPI Agus Purwono (AP).

Lalu owner PT Navigator Khatulistiwa Muhammad Kerry Adrianto Riza (MKAR), Komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekaligus Komisaris PT Jenggala Maritim Dimas Werhaspati (DW), dan Komisaris PT Jenggala Maritim sekaligus Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak Gading Ramadan Joede (GRJ).

Terbaru Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga Maya Kusmaya dan VP Trading Produk Pertamina Patra Niaga Edward Corne.

(Arya/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan