“Agar soal ini jadi terang benderang di publik dan masyarakat sehingga rasa curiga jadi hilang. Ini juga akan membantu tumbuhnya kembali kepercayaan publik kepada Pertamina dan produk-produknya,” terangnya.
Begitu pula di tiap daerah, anggota DPRD Kab/Kota/Propinsi dipersilahkan pergi mengecek POM Bensin yang ada di tempatnya masing-masing. Walau mungkin ilmunya kurang — menggunakan botol transparan yang disandingkan, tapi menurutnya DPRD bisa bisa melihat langsung perbedaan warna kedua jenis BBM tersebut.
“Karena katanya: Pertalite warnanya hijau jernih dan terang. Sementara Pertamax berwarna biru terang,” ucapnya.
Bagi sebahagian orang — apalagi di Indonesia ini — rasa curiga itu kadang pembuktiannya harus kembali ke cara “tradisional”, yaitu dilihat mata langsung. Baru tumbuh lagi kepercayaan.
“Inilah kalau di dunia hukum disebut ‘aliran Thomas’, melihat baru percaya!” ujarnya.
Menurutnya, untuk urusan jenis barang yang dipakai semua lapisan masyarakat sampai ke kalangan bawah seperti BBM ini, rasanya aliran “thomas” ini yang tepat untuk memulihkan kembali kepercayaan.
“Karena sekarang saja banyak yang merasa motor atau mobilnya rusak karena BBM oplosan ini. Padahal bisa saja penyebabnya hal lain,” pungkasnya.
(Arya/Fajar)