Ketua Ombudsman RI (ORI), Mokhammad Najih, juga mengkritisi efektivitas pengawasan program ini.
"Siapa yang memastikan bahwa makanan yang didistribusikan sesuai dengan yang ada di gambar?" katanya.
Ombudsman kini sedang memantau seluruh rantai distribusi MBG, mulai dari pemasok bahan baku, pengukuran kualitas gizi, hingga proses distribusinya. Kasus dugaan keracunan dan temuan daging mentah akan menjadi bahan evaluasi yang akan disampaikan ke BGN.
Di sisi lain, Kepala BGN Dadan Hindayana mengungkapkan bahwa kasus-kasus keracunan dan temuan daging mentah terjadi karena kurangnya pengalaman mitra penyedia makanan dalam memasak dalam jumlah besar.
"Yang baru-baru memang masih ada kendala. Tapi yang lama sudah terbiasa, jadi tidak ada masalah," klaim Dadan.
Program MBG sendiri menghabiskan anggaran puluhan triliun rupiah. Oleh karena itu, Agus menilai pengelolaan yang lebih ketat sangat diperlukan agar dana yang besar ini tidak terbuang sia-sia. Ia merekomendasikan pengawasan ketat dari hulu ke hilir, mulai dari pemilihan bahan baku, penyusunan menu bergizi, proses memasak, hingga distribusi makanan ke sekolah-sekolah.
Jika pengelolaan program ini tidak segera diperbaiki, Agus menilai bahwa MBG justru bisa menjadi ancaman bagi kesehatan anak-anak ketimbang meningkatkan gizi mereka.
(Wahyuni/Fajar)