Untuk mewujudkan hal ini, lanjut dia, pihaknya akan menggandeng Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek). Sebab, untuk menumbuhkan dua keahlihan tersebut dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadahi di tingkat SMK. Begitu pula untuk jenjang perguruan tinggi.
Di sisi lain, upaya yang terus dilakukan Kemnaker dalam menghadapi angka pengangguran adalah dengan menyelenggarakan job fair. Digelar selama dua hari di halaman kantor Kemnaker, job fair kali ini menyediakan sekitar 53.107 lowongan kerja, yang terdiri atas 18.478 lowongan secara offline, 34.629 secara online, dan 135 lowongan khusus bagi tenaga kerja disabilitas. Untuk bidangnya pun beragam, ada dari manufaktur hingga jasa.
“Tahun ini yang berbeda, ada lowongan khusus untuk disabilitas,” ungkapnya.
Guru Besar ITB itu pun mengingatkan, bahwa ada kewajiban bagi perusahaan untuk merekrut minimal 1 persen karyawan dari kelompok disabilitas. Kemudian, bagi perusahaan milik negara dan instansi pemerintah minimal 2 persen. Hal ini merupakan amanat dari UU disabilitas. Job fair ini pun nantinya tak hanya berhenti di Jakarta. Nantinya akan dilanjutkan di berbagai daerah seperti tahun sebelumnya. (jpg)