MPTree sendiri dirancang sebagai solusi multifungsi: tidak hanya menyerap karbon, tetapi juga menghasilkan oksigen murni dari hasil fotosintesis sel - sel mikroalga, serta dapat difungsikan sebagai green street furniture berupa bangku taman, halte, hingga elemen estetika dan edukatif di ruang publik perkotaan. Unit ini juga dilengkapi dengan sistem IoT untuk memantau kesehatan mikroalga, memonitor penyerapan CO₂ dan pelepasan O₂, dan menggunakan tenaga surya sebagai sumber energi mandiri.
Dalam uji coba awal, reaktor MPTree berkapasitas 200 liter mampu menyerap sekitar 336 kg CO₂ per tahun, tergantung kondisi lingkungan. Mikroalga yang digunakan pun dapat dipanen dan dimanfaatkan sebagai bahan baku bioenergi, pupuk, hingga pangan fungsional, membuka potensi ekonomi sirkular berbasis biomassa.
Sementara itu, Semen Merah Putih sebagai mitra industri menyatakan dukungannya terhadap inisiatif ini sebagai bagian dari kontribusi terhadap pilar Planet dari empat pilar yang diusung dalam misi keberlanjutan perusahaan.
“Industri semen punya tanggung jawab besar dalam mengurangi emisi karbon. Kami melihat MPTree, pohon cair berbasis teknologi mikroalga, sebagai solusi inovatif karena mampu menyerap CO₂ 10–50 kali lebih efektif dibandingkan pohon biasa yang kini makin sulit ditemukan di kota,” ujar Head of Marketing Semen Merah Putih Nyiayu Chairunnikma.
Proyek percontohan MPTree akan dimulai di salah satu fasilitas Semen Merah Putih di Jati Asih, Bekasi, dan ditargetkan siap untuk peluncuran publik pada Agustus 2025.