Dirjen Bea Cukai Askolani Punya Kekayaan hingga Rp51,87 M, Ali Syarief: Silakan Berfantasi

  • Bagikan
Direktur Jenderal (Dirjen) Bea Cukai, Askolani
Direktur Jenderal (Dirjen) Bea Cukai, Askolani

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Akademisi yang dikenal dengan kajian lintas budaya, Ali Syarief, melontarkan komentarnya terkait jumlah kekayaan Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai, Askolani, yang mencapai Rp51,87 miliar.

Melalui akun X (sebelumnya Twitter) pribadinya @alisyarief, ia mengunggah sebuah tangkapan layar yang berisi keterangan jumlah kekayaan Askolani.

“Silahkan berfantasi,” kata Ali Syarief singkat (25/5/2025).

Unggahan tersebut dengan cepat menarik perhatian warganet.

Hingga malam hari di hari yang sama, postingan tersebut telah dilihat lebih dari 16 ribu kali, mendapat 154 retweet, 430 suka, dan 11 bookmark.

Berbagai komentar bernada sinis hingga sarkastis membanjiri kolom balasan, mempertanyakan sumber kekayaan yang dianggap tidak wajar untuk ukuran pejabat negara.

Salah satu warganet dengan nama akun @Ridwan1924 menulis, “PNS yang normal-normal saja, yang nggak berbisnis, punya tabungan 100 juta aja udah TOP itu. Kalau sampai puluhan M, dan nggak punya bisnis yang bisa diaudit, itu uang subhat kalau nggak mau dibilang haram.”

Komentar serupa juga datang dari @taharudddin yang menyoal asal-usul kekayaan para pejabat. “Kekayaan para pejabat puluhan, ratusan miliar malah ada yang triliunan, mereka kaya darimana? Usaha apa? Kalau pun punya usaha basisnya bukan teknologi kebanyakan SDA, rakyat menderita malah masih saja jadi penjual,” tulisnya dengan nada getir.

Warganet lainnya juga mengungkit Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

Akun @JakaGolook71 menyindir, “Coba tanya sama Si Mbok SMI (Sri Mulyani), kenapa banyak oknum Pegawai Pajak hartanya ‘berlimpah ruah’, sementara si Mbok SMI selalu mengeluh: ‘Rakyat susah bayar pajak’?”

Akun @elwey_8 turut menambahkan tudingan, “Khan dengar-dengar 50 persen biaya denda masuk kantong.”

Sementara @wahid118 berkelakar, “Kira-kira saya boleh pinjem 100 ngga ya Prof, subhanallah pejabatnya pada kaya-kaya, hebat banget…”

Tak sedikit pula yang menyebut angka tersebut sebagai hasil warisan atau hibah, meskipun tetap memunculkan keraguan. “Subhanallah… Start-nya gaji berapa tuh??? Oooo… mungkin dapat warisan,” cuit @ummuibnrizq.

Akun lain seperti @mpu_nusanjaya01 bahkan menyarankan agar harta tersebut segera diamankan untuk keluarga.

“Jangan ada perampasan aset, kasihan istri anak dan para cucu-cucunya,” tulisnya.

Beberapa komentar bernada satir juga menyamakan fenomena ini dengan kasus Gayus Tambunan.

“Jangan dipikir Gayus ama Alun cuma 1. Sekandang mereka semua itu,” tulis akun @mieayam12465001.

Kekecewaan publik tampaknya tak bisa dipisahkan dari citra aparat penegak hukum dan perpajakan yang tercoreng oleh kasus korupsi sebelumnya.

Mereka mendesak agar kekayaan pejabat tinggi seperti Askolani ditelusuri secara transparan oleh lembaga pengawas seperti KPK.

Penelusuran fajar.co.id, pada awal menjabat sebagai pimpinan tertinggi DJBC, kekayaan Askolani menembus Rp 43.266.482.537 per 31 Desember 2021.

Belakangan ini, per 28 Februari 2023, harta yang dilaporkan Askolani melalui LHKPN sebesar Rp 51.872.392.622.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan