MBG Dianggap Investasi Masa Depan Bangsa, Bukan Sekadar Pemberian Makanan

  • Bagikan
Ashabul Kahfi

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan hanya merupakan upaya pemberian makanan bernutrisi kepada masyarakat, tetapi juga menjadi investasi penting bagi masa depan Indonesia.

Melalui penguatan gizi, program ini dirancang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara menyeluruh.

Sosialisasi program MBG diselenggarakan pada Senin, (9/6/2025), di Vaan In Sky, Makassar, Sulawesi Selatan.

Sekitar 300 warga hadir dalam kegiatan ini yang diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Sejumlah tokoh hadir dalam acara tersebut, di antaranya Syamsul Qamar, dosen Universitas Islam Negeri Makassar, Hadi Saputra dari Universitas Muhammadiyah Makassar, serta Ikeu Tanziha, perwakilan dari Badan Gizi Nasional (BGN).

Mewakili Anggota Komisi IX DPR RI Ashabul Kahfi yang berhalangan hadir, Syamsul Qamar menyampaikan pandangan positif terhadap program MBG.

Ia menekankan pentingnya program ini dalam memperbaiki gizi anak-anak Indonesia, sekaligus mendorong pembangunan sumber daya manusia yang unggul.

"Sebagaimana kita ketahui bersama, program Makan Bergizi Gratis yang diinisiasi oleh Badan Gizi Nasional merupakan sebuah langkah strategis dan visioner yang memberikan banyak manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Syamsul.

Program MBG dilatarbelakangi oleh komitmen untuk memastikan setiap anak Indonesia memperoleh akses makanan sehat dan bergizi.

Tujuannya adalah menciptakan generasi yang cerdas, kuat, dan mampu bersaing di masa depan.

Lebih dari sekadar bantuan pangan, MBG menjadi strategi pembangunan jangka panjang. Salah satu aspek penting dari program ini adalah keterlibatan ekonomi lokal.

Pemerintah mendorong agar seluruh bahan makanan yang digunakan berasal dari sumber lokal, seperti petani, peternak, nelayan, dan pelaku UMKM di desa-desa.

Pendekatan ini diharapkan mampu menggerakkan roda perekonomian desa secara berkelanjutan.

“Dengan demikian, perputaran ekonomi desa pun mengalami peningkatan, petani dan peternak lokal mendapatkan pasar yang lebih luas dan stabil, UMKM pangan berkembang dengan meningkatnya permintaan bahan baku, lapangan kerja baru terbuka di sektor pertanian, distribusi, hingga penyediaan makanan, pendapatan masyarakat desa meningkat,” tambah Syamsul.

Ia juga menjelaskan bahwa efek ganda (multiplier effect) dari MBG sangat penting untuk mempercepat pembangunan desa, mengurangi kemiskinan, dan menekan ketimpangan antarwilayah.

“Sehingga, dari satu program strategis, kita memperoleh manfaat besar di bidang kesehatan, pendidikan, sosial, dan ekonomi sekaligus. Namun kita juga harus menyadari, keberhasilan program ini tidak bisa dicapai tanpa dukungan, keterlibatan aktif, dan kepercayaan dari masyarakat,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Syamsul menekankan bahwa partisipasi masyarakat adalah kunci kesuksesan MBG.

"Kita semua memiliki tanggung jawab moral untuk membuktikan bahwa pemerintah sungguh hadir dan bekerja nyata demi kesejahteraan rakyat. Dengan memperkuat kepercayaan masyarakat, maka program-program lain pun akan lebih mudah diterima, diikuti, dan dirasakan manfaatnya secara berkelanjutan,” tegasnya.

Dari pihak Badan Gizi Nasional, Ikeu Tanziha turut menyoroti dampak positif MBG terhadap peningkatan kecerdasan anak bangsa. Ia memperkenalkan konsep dapur sehat bernama Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang akan dikelola oleh masyarakat setempat.

“Peraturan untuk mengoperasikan SPPG, yaitu mengenai radius 6 km untuk setiap SPPG harus mampu menjangkau target penerima MBG sebanyak 3.000 - 3.500 sasaran,” papar Ikeu.

Ia menambahkan bahwa tenaga kerja serta bahan baku untuk SPPG akan diambil dari sumber daya lokal di sekitarnya. Dengan demikian, manfaat ekonomi juga tersebar secara merata di wilayah tersebut.

Program MBG jelas bukan hanya agenda distribusi makanan semata. Ini adalah bentuk intervensi strategis untuk membangun manusia Indonesia yang unggul serta memutus rantai kemiskinan struktural.

Melalui MBG, pemerintah menunjukkan kehadirannya secara nyata untuk memastikan tidak ada satu pun anak Indonesia yang harus tumbuh dalam kondisi kelaparan.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan