FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Penyanyi sekaligus penulis lagu rohani, Jason Irwan, secara terbuka membagikan kisah kelam masa lalunya. Ia mengungkapkan pengalaman traumatis yang pernah dialaminya saat masih duduk di bangku sekolah dasar, dalam sebuah podcast yang diunggah di kanal YouTube Melaney Ricardo.
Jason menegaskan bahwa keputusannya berbicara di ruang publik bukan demi popularitas, melainkan sebagai bentuk keberanian untuk mengajak para orang yang memiliki trauma segera mencari pertolongan yang tepat.
“Awalnya saya gak homoseksual, saya suka cewek awalnya. Saya gak bela diri, saya rasa banyak orang yang senasib sama saya,” ungkapnya dalam podcast YouTube Melaney Ricardo, dikutip Kamis (12/6/2025).
Ia menceritakan bahwa saat kecil, karena kondisi ekonomi keluarga, ia sering dititipkan ke rumah neneknya. Suatu sore sepulang memancing, ia menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh tiga pria dewasa.
“Saya waktu SD karena Mama-Papa miskin, keduanya cari duit pulang malem, saya dititipin di rumah nenek. Saya pergi sama Kuku (tante) mancing, saya pulang sendirian sore bawa ember sama pancingan sama ikan. Ada tukang becak lagi mandi, tiga orang telanjang bulat. Saya ditarik kerahnya, singkat cerita saya ditelanjangin, disodomi, berdarah, sakitnya minta ampun,” jelasnya.
Jason juga mengaku mendapat ancaman dari salah satu pelaku agar tidak melaporkan kejadian itu kepada orang tuanya.
“Yang ketiga, saya cuma dikasih belati (ditodongkan ke leher) ‘kalau lo bilang ama Emak Bapak lu gue bunuh lu’. Kan saya tinggal di Sunda, tinggal di Banten di Rangkasbitung, jadi ada ketakutan luar biasa di tahun 90an, takut Mama Papa saya kenapa-kenapa,” ungkapnya.
Luka dan trauma mendalam itu tak pernah ditangani secara psikologis. Tanpa pendampingan yang memadai dan tak tahu harus bercerita kepada siapa, Jason mengaku hidupnya berubah drastis.
“Trauma yang belum disembuhkan, luka yang belum disembuhkan, gak ada mentoring, akhirnya tanpa sadar masuk ke alam sadar. Saya gak bisa sekolah dengan baik, saya begonya minta ampun, jadi pendiem orang cerewet kayak gini,” lanjutnya.
Ia mengaku mulai menemukan harapan saat duduk di bangku SMP.
“Sampai 2 SMP Puji Tuhan saya ketemu Tuhan Yesus yang membuat saya ‘oh saya punya masa depan.’ Oh saya punya harapan untuk sembuh,” ujarnya.
Namun, saat memasuki masa SMA, Jason mulai merasakan perubahan dalam orientasi seksualnya, yang menurutnya merupakan dampak dari trauma masa kecil dan kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi.
“Nah, awalnya belum jadi (gay), tiba-tiba muncul laki-laki. Ternyata orang trauma itu munculnya dengan yang setipe (jenis kelamin) yang memberikan perhatian, bantu ngerjain PR, diperhatiin, lama-lama jadi (homoseksual),” katanya.
Jason mengaku sosok laki-laki itu adalah teman sekelasnya saat kelas 1 SMA. Walau tidak sampai melakukan hubungan fisik, ia mulai mempertanyakan perasaannya sendiri.
“Tapi saya belum jatuh ke seks, dosa. Saya udah mulai merasa aneh ‘kok gua gak suka cewek lagi ya?’ Butuh cerita tapi saya gak tau harus cerita ke mana,” tambahnya.
Kini, Jason menyatakan dirinya telah perlahan sembuh dari luka lama itu dan tidak lagi menjalani kehidupan sebagai LGBT. Ia menyebut ketulusan cinta sang istri, Hetty Wijaya, sebagai salah satu faktor utama yang membantunya bangkit dan pulih secara emosional. (Wahyuni/Fajar)