FAJAR.CO.ID — Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Tangerang Selatan (Tangsel) tidak lagi memberikan makanan siap saji kepada siswa. Menu makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) diganti dengan beras dan bahan mentah lainnya dengan dalih lebih tahan lama.
Pemberian bahan mentah seperti beras dan ikan kering kepada siswa penerima program MBG ramai di media sosial. Siswa yang seharusnya hanya menerima makanan bergizi yang telah diolah atau sudah dimasak, hanya menerima bahan mentah untuk lima hari sekaligus. Pola ini berbeda dengan distribusi MBG yang sudah berjalan.
SPPG yang memberikan bahan mentah kepada siswa adalah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yasmit (yayasan mualaf Indonesia Timur) Ciputat Timur, Kota Tangsel.
Kepala SPPG Yasmit Ciputat Timur, A. Basiro mengakui tidak lagi memasak atau mengolah makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG), tetapi hanya memberikan bahan mentah untuk lima hari sekaligus. Basiro berdalih agar bisa disimpan lebih lama.
"Beras diberikan dalam bentuk mentah agar dapat dibawa pulang dan disimpan lebih lama," kata Kepala SPPG Yasmit Ciputat Timur, A. Basiro, Kamis, (19/6).
Menurutnya, keputusan SPPG Yasmit Ciputat Timur memberikan bahan mentah sebagai bentuk penyesuaian siswa yang sedang libur atau menjalani class meeting atau ujian. Dengan begitu, siswa yang libur maupun ujian tetap menerima manfaat program MBG.
Basiro mengakui tidak ada aturan pemberian bahan mentah sebagai pengganti makanan yang telah diolah untuk diberikan kepada siswa. “Kami lakukan sebagai penyesuaian terhadap kondisi sekolah yang sedang libur atau menjalani class meeting atau ujian," kata Basiro.
Dia mengaku lebih memilih memberikan bahan mentah seperti beras dan lainnya dibanding makanan kemasan siap konsumsi. Alasannya, untuk menghindari penggunaan bahan pengawet, pewarna, dan pemanis buatan, serta meminimalisasi konsumsi makanan ultra processed food.
Bahan makanan mentah yang diberikan kepada siswa, diklaimnya telah diperhitungkan nilai gizinya. Pemberian makanan real food melalui bahan makanan mentah disebut tetap sesuai dengan standar gizi yang diarahkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Di sisi lain, menanggapi viralnya pemberian bahan makanan mentah kepada siswa penerima manfaat program MBG, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana menegaskan hingga belum ada kebijakan resmi yang mengatur pembagian Makan Bergizi Gratis atau MBG berupa bahan mentah selama masa libur sekolah.
"Belum ada kebijakan BGN seperti itu (memberikan menu MBG bahan mentah)," kata Dadan dalam keterangan resminya, Kamis (19/6).
Dia menerangkan, BGN masih menyusun petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan Program MBG selama libur sekolah. Penyusunan juknis tersebut mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk pola kehadiran peserta didik dan keberlanjutan pemberian asupan gizi secara efektif.
BGN meminta Kepala SPPG di berbagai daerah melakukan survei langsung kepada peserta didik untuk mengetahui intensitas kehadiran mereka ke sekolah untuk menerima manfaat MBG.
Siswa yang masih datang ke sekolah mendapat makanan yang telah dimasak atau fresh food atau dibekali makanan tahan lama seperti telur, buah, dan susu untuk 1 atau 2 hari ke depan.
Opsi lainnya, jika mayoritas peserta didik tidak dapat hadir ke sekolah selama masa libur sekolah, BGN akan fokus penyaluran program terhadap kelompok rentan lainnya yakni ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita agar manfaat gizi tetap tersalurkan secara optimal. (*)