Wamensos Bilang Kalau Orangtua Miskin, Anaknya Pasti Miskin, Ahmad Sahroni: Ngawur! Bapak Bukan Tuhan

  • Bagikan
Arsip foto - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (6/11/2024). (ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi)
Arsip foto - Ahmad Sahroni di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (6/11/2024). (ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, meluapkan kekesalannya terhadap pernyataan Wakil Menteri Sosial (Wamensos), Agus Jabo, yang menyebut bahwa jika orang tua miskin, maka anaknya dipastikan juga akan miskin.

Pernyataan tersebut viral setelah diunggah melalui akun Instagram resmi @ahmadsahroni88, lengkap dengan tangkapan layar pernyataan Wamensos.

Dalam gambar itu tertulis kutipan, "Wamensos: Kalau Orang Tuanya Miskin, Anaknya Sudah Dipastikan Miskin."

Menanggapi hal itu, Sahroni menulis komentar tegas. Ia mengaku tidak sependapat dan memang pernyataan Agus Jabo sangat keliru.

“Pak Wamen maksudnya apa sih? Bapak saya miskin tapi nggak sesuai fakta yang bapak bilang,” kata Sahroni (23/6/2025).

Ia menilai pernyataan Wamensos sangat tidak tepat dan mencederai semangat perjuangan masyarakat kecil yang ingin bangkit dari kemiskinan.

“Bapak bukan Tuhan yang urusan kaya miskin ditentukan sama manusia. Ngawur aja bicaranya,” cetusnya.

Politikus Partai NasDem itu juga mengingatkan Wamensos untuk fokus pada tugas pokoknya membantu rakyat yang membutuhkan, bukan membuat pernyataan yang bisa mematahkan semangat perjuangan kaum miskin.

“Bapak tolong aja urusin masyarakat yang butuh bantuan makan, kesehatan, dan pendidikan itu lebih penting,” tandasnya.

Sebelumnya, Wamensos Agus Jabo Priyono tengah menjadi perbincangan publik setelah menyampaikan pernyataan yang menyebut bahwa jika orang tua hidup dalam kemiskinan, maka anaknya hampir dapat dipastikan akan bernasib serupa.

Agus Jabo, tokoh yang memiliki latar belakang panjang dalam dunia aktivisme dan politik nasional, melontarkan pernyataan tersebut saat mengunjungi SD Swasta Kresna di kawasan Cililitan, Jakarta Timur, pada Rabu (18/6/2025).

Dalam kesempatan tersebut, ia menyoroti pentingnya pendidikan dalam mengangkat kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data yang dikantongi Kementerian Sosial, sebagian besar penduduk miskin, yakni 74,51 persen hanya mengenyam pendidikan hingga tingkat sekolah dasar.

"Kita sudah punya data tunggal. Sejak Indonesia Merdeka. Kita sekarang ini punya data tunggal. Namanya data tunggal Sosial Ekonomi Nasional. Inpres nomor 4 tahun 2020. Nah dari data tunggal ini kemudian kita tahu alamat orang miskin di mana," ucapnya.

"Profil saudara-saudara kita yang miskin seperti apa. Jumlahnya berapa kita tahu. Jadi tidak usah khawatir karena kita by name by address," Agus menuturkan.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa pemerintah kini tengah memfokuskan diri pada upaya pemberdayaan masyarakat yang belum memiliki akses terhadap pekerjaan, dengan menetapkan skala prioritas berbasis data tersebut.

Namun, pernyataan Agus yang paling menuai reaksi keras adalah ketika ia menyebut bahwa garis kemiskinan cenderung menurun dari orang tua ke anak.

"Kalau orang tuanya miskin, itu anaknya sudah dipastikan miskin. Tanpa kita kemudian berbicara tentang takdir segala macam, tapi berdasarkan data. Kalau orang tuanya miskin, (maka) 64,46 persen anaknya miskin," tandasnya.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan