Diana menambahkan produksi kapal dilakukan dalam tiga shift penuh setiap hari dengan melibatkan tenaga kerja nasional terlatih. "Kami mencetak anak-anak muda dari SMK PAL dan juga menggandeng SMK lain,” katanya.
Dia menjelaskan, Fregat Merah Putih dikembangkan dengan standar Lloyd’s Register dan dibangun secara hati-hati mengikuti semua tahapan klasifikasi kapal perang. Sementara untuk teknologi tempur, PT PAL menggandeng Turki dalam hal transfer teknologi.
“Kami sudah belajar CMS-nya. Combat Management System-nya. Tadi yang ditanyain kenapa ke Turki, karena mereka tidak pelit. Mereka tidak hanya berjualan, tetapi berbagi ilmu kepada PT PAL, kepada Indonesia,” kata Diana.
Sementara itu, Kepala Divisi Sewaco (Sensor Weapon and Command) PT PAL Enjud Darojat menyebutkan kapal ini akan dipersenjatai dengan 64 peluncur rudal vertikal (Vertical Launching System/VLS), yang memuat rudal permukaan-ke-udara (SAM) dan permukaan-ke-permukaan (SSM), 2 set torpedo anti-kapal selam (ASW), serta sistem Close-In Weapon System (CIWS) kaliber 35 mm yang mampu menembakkan 4.000–5.000 peluru per menit.
Enjud menjelaskan dengan beragam senjata itu, kapal ini diharap mampu mandiri tanpa perlindungan pesawat.
“Fregat ini bukan hanya untuk pertahanan diri, tapi menjaga gugus tugas atau konvoi. Dia harus punya sistem anti-udara dan anti-kapal selam lengkap karena kapal perang sangat lemah terhadap serangan udara," kata Enjud.
Dia juga menjelaskan kapal ini juga dilengkapi dengan meriam utama 76 mm buatan Leonardo, lalu senapan mesin kaliber 12,7 mm di sisi kapal, dan 8 peluncur decoy untuk mengelabui rudal musuh.