Selain sektor pertanian dan energi, kerja sama besar juga dirancang dalam sektor penerbangan.
Indonesia disebutkan akan menggelontorkan dana sebesar 3,2 miliar dolar AS untuk pengadaan pesawat hingga tahun 2029, dan sekitar 11,2 miliar dolar AS untuk layanan perawatan pesawat hingga tahun 2041.
Namun, meskipun pemerintah Indonesia menawarkan paket kerja sama dengan nilai fantastis ini, pemerintah Amerika Serikat tetap memutuskan untuk mengenakan tarif 32 persen terhadap produk-produk asal Indonesia.
Uni Lubis dalam cuitannya bahkan menyindir proposal yang dikirim pemerintah Indonesia itu dengan sebutan surat cinta karena nyatanya tak mampu meluluhkan keputusan keras AS tersebut.
"Dengan proposal seperti ini, lewat surat cinta dengan dua tanda seru, Trump memutuskan Indonesia tetap dikenakan Tarif 32 persen," ucap Uni Lubis.
(Muhsin/fajar)