“Kasusnya memang bukan di Pertamina, tapi di Freeport. Saya dipecat dari MKD saat itu,” kata Akbar di X @akbarfaizal68 (11/7/2025).
Akbar mengenang, saat itu ia sedang bersemangat membongkar kasus yang menyeret nama Setya Novanto itu.
Namun, tiba-tiba saja ia dicopot dari MKD tepat di pagi hari sebelum sidang putusan yang disiarkan live di semua televisi.
“Saya yang sedang bersemangat membongkar kasus itu tiba-tiba dinyatakan bukan lagi anggota MKD. Fraksi saya, NasDem, menunjuk Victor Laiskodat sebagai pengganti saya,” jelasnya.
Akbar tak menampik, dirinya memang sebelumnya sengaja dipilih NasDem karena dianggap kurang ajar dalam mengungkap kasus.
“Pertimbangan Surya Paloh saat itu, kekurangajaran saya dibutuhkan. Ya sudah, saya kurang ajar beneran di MKD. Eh, dipecat juga oleh persekongkolan kekuatan politik di DPR yang gelisah melihat tingkah saya,” bebernya.
Akbar mengaku, kala itu dirinya merasa sangat dekat untuk mencengkeram leher siapa saja yang terlibat.
Ia bahkan menyebut ada seorang saksi yang tampil songong saat diperiksa MKD.
“Kucecar dia. Tampaknya dia merasa kehormatannya sebagai pejabat tinggi terusik dengan pertanyaan-pertanyaanku. EGP!,” tegasnya.
Akbar bilang, peran Menteri ESDM saat itu, Sudirman Said, Said Didu, serta Wapres Jusuf Kalla (JK) sangat membantu dengan pasokan data dan informasi.
“Pokoknya seru deh. Ternyata saya pernah jadi anggota DPR. Kadang lupa,” kuncinya.
(Muhsin/fajar)