Partai Demokrat Bakal Tempuh Jalur Hukum Usai Dituduh Dalangi Kasus Ijazah, Warganet: Pas Ketemu Geng Solo, Mlehoy

  • Bagikan
Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas. (Istimewa)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan loyalis Jokowi, Silfester Matutina, yang menuding partai biru yang diasosiasikan Partai Demokrat membiayai Roy Surto Cs berbuntut.

Partai berlambang mercy itu menyatakan tidak tinggal diam atas tuduhan yang menyebut mereka sebagai dalang di balik mencuatnya isu dugaan ijazah palsu mantan presiden Joko Widodo.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) melalui siaran pers menyatakan tengah mempertimbangkan langkah hukum terhadap pihak-pihak yang menyebarkan narasi tersebut.

“Kami mempertimbangkan langkah hukum terhadap siapa pun yang dengan sengaja mencemarkan nama baik partai kami melalui narasi-narasi palsu dan manipulatif,” katanya pada Selasa (29/7/2025).

Pernyataan tersebut kini jadi sorotan warganet di media sosial. Banyak yang mendukung upaya Demokrat tersebut.

"Gasss 🔥🔥🔥," tulis akun pegiat media sosial bercentang biru di X, @PresidenKopi, sembari membagikan foto Ibas dan keterangan soal sikap partai.

"Beneran ya @PDemokrat? jgn entar pas ketemu genk Solo mlehoy lagi..sikap politik juga, ini penting utk citra baik ke depan partai. Kalo Demokrat berani melawan @jokowi pemilu berikutnya sy kembali pilih Demokrat. Pak @SBYudhoyono mantan terbaik buat sy..sehat selalu Pak ❤️," ujar warganet di kolom komentar unggahan itu.

"Garang di awal aja bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla," balas lainnya.

"Enakan hidup jaman SBY cari kerja gampang, DEMOKRASI on the track, Media gak dibungkam, gak ada BUZZER SIALAN, BBM murah, subsidi rakyat ditambah terus, tidak utang ugal2an ribuan triliun, ada KEPASTIAN HUKUM, oposisi demo setiap hari bebas live TV," tambah lainnya.

"Pihak jokowinya blunder , yg pusing jokowinya salah terjemahan kali tu , atau gak ngerti arahan nya , padahal kalau bilang partai merah lebih masuk akal daripada partai biru," cuap warganet lainnya.

Sebelumnya, Ibas menyatakan, selain rencana hukum, pihak Partai Demokrat juga meminta agar mantan presiden Jokowi dan pihak terkait membuka ruang klarifikasi secara terbuka agar tidak terjadi konflik opini di tengah masyarakat.

“Kami juga mendorong Presiden Jokowi dan pihak-pihak terkait untuk membuka ruang klarifikasi secara baik agar tidak ada ruang bagi adu domba, fitnah, dan penggiringan opini sesat,” kata Ibas.

Terkait penyebutan “Partai Biru” sebagai dalang isu ijazah palsu, Ibas membantah keras tuduhan tersebut. Ia menyebut hal itu sebagai upaya fitnah dan pembunuhan karakter.

“Kami dari Partai Demokrat menanggapi dengan tegas tuduhan bahwa ‘partai biru’ adalah dalang di balik isu ijazah palsu Presiden Joko Widodo. Tuduhan ini adalah fitnah keji, tidak berdasar, dan merupakan bentuk pembunuhan karakter terhadap institusi politik yang sah. Kami menolak keras segala bentuk politisasi kebohongan demi kepentingan sempit,” ujar Ibas.

Ia juga menegaskan bahwa Demokrat tidak memiliki kaitan dengan Roy Suryo, yang telah keluar dari partai sejak 2019. Maka dari itu, pernyataan Roy Suryo menurutnya tidak mencerminkan sikap resmi Demokrat.

Ibas menilai, upaya mengaitkan Demokrat dengan isu ijazah palsu merupakan bentuk manuver politik yang tidak sehat. Ia mengimbau agar semua pihak berhenti menyebarkan tuduhan tak berdasar dan menyerahkan perkara hukum kepada pihak berwenang.

“Kami meminta kepada semua pihak untuk berhenti menyebarkan tuduhan tanpa bukti. Jika ada permasalahan hukum terkait dokumen atau identitas pribadi siapa pun, serahkan dan percayakan sepenuhnya kepada institusi penegak hukum, bukan pada opini liar dan framing media sosial,” kata Ibas. (bs-sam/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan