Joao Mota Mundur dari PT Agrinas Pangan Nusantara, Beber Masalah Ini

  • Bagikan
Direktur Utama PT Agrinas Pangan Nusantara, Joao Angelo De Sousa Mota. pojoksatu

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Agrinas Pangan Nusantara, Joao Angelo De Sousa Mota tiba-tiba memutuskan mengundurkan diri dari jabatan yang baru diembannya 6 bulan terakhir.

Keputusan untuk mengundurkan diri dari jabatan tersebut disampaikan Joao Mota dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (11/8).

Joao Mota mengungkap, dirinya sudah menduduki jabat jabatan tersebut selama 6 bulan, namun menurutnya belum dapat memberikan kontribusi yang nyata dan langsung kepada ekonomi negara maupun kontribusi kami dalam mewujudkan kesejahteraan petani.

"Oleh karena itu, kami dengan sangat menyesal, kami mohon maaf kepada seluruh warga negara khususnya kepada petani, pada negara dan presiden yang sudah menunjuk kami untuk mengembang jabatan ini. Jadi perkenankan saya menyampaikan pengunduran diri saya dan izinkan saya untuk meminta maaf," ," kata Joao Mota.

Dia lebih lanjut menjelaskan bahwa pengunduran diri itu dilakukan karena dirinya melihat bahwa masalah pangan adalah satu urgensi, satu keadaan yang menjadi perhatian presiden yang begitu serius.

Sehingga adalah ultima rasio keadaan paling akhir yang harus dilakukan untuk membuat langkah-langkah percepatan, langkah-langkah nyata untuk membangun kondisi pertanian yang sudah begitu ketertinggalan, sedang petani yang begitu tereksploitasi selama ini, dimana hanya menjadi subjek tidak bisa bangkit daripada keterpurukan.

Dia menilai, keseriusan presiden dalam mendukung dan menggerakkan segala upaya untuk mewujudkan kedaulatan pangan ini tidak didukung sepenuhnya oleh stakeholder atau para pembantu-pembantunya, sehingga lembaga yang dipimpinnya tidak mendapatkan dukungan maksimal untuk bisa membuat langkah-langkah nyata yang sudah disiapkan, termasuk dukungan dari Danantara yang disebutnya masih nol.

Joao Mota menyebut, Badan Danantara yang dibentuk sebagai suatu badan baru untuk mempercepat atau mempersingkat proses-proses kegiatan yang sifatnya lebih kepada bisnis, bukan lagi menjadi birokrasi-birokrasi yang membangun satu birokrasi yang sangat panjang, berbelit-belit yang hampir tidak mungkin diwujudkan.

"Kebetulan saya dari sektor swasta murni yang selama ini biasa bekerja dengan cepat, singkat dengan prosedur-prosedur yang berpihak kepada bagaimana bisa mempercepat melaksanakan suatu kegiatan dengan berorientasi kepada profit. Budaya ini ternyata sangat jauh daripada apa yang kami praktikkan selama ini," jelasnya.

Karena itu, Joao Mota menilai bahwa birokrasi yang dijalankan oleh Danantara masih tidak sesuai seperti apa yang diharapkan oleh Bapak Presiden, yang ingin memotong atau mempercepat dan Danantara itu dibuat untuk mempercepat semua proses yang berorientasi kepada bisnis. (fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan