Palti Hutabarat Kembali Semprot Nusron Wahid: Jangan Kebalik, Rakyat yang Beri Hak Soal Tanah ke Negara

  • Bagikan
Eks relawan Ganjar Pranowo, Palti Hutabarat -- X

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan relawan Ganjar Pranowo, Palti Hutabarat, kembali berkomentar mengenai pernyataan Menteri Nusron Wahid soal semua tanah yang sebenarnya milik negara.

Tidak sedikit yang menarik asumsi bahwa orang-orang yang ditempatkan di kabinet banyak tidak seirama dengan Presiden Prabowo.

"Bang Nusron, ingat sebelum ada negara ini, rakyat, orang-orang yang tinggal di tanah air sudah punya atau menguasai tanah," kata Palti kepada fajar.co.id, Senin (11/8/2025).

Sebaliknya, kata Palti, harus disepakati bersama bahwa rakyat yang memberikan hak penguasaan kepada negara.

"Yang ada malahan sebaliknya, rakyat lah yang memberikan hak penguasaan, kepemilikan kepada negara Indonesia," tandasnya.

"Jangan kebalik-balik dan jangan main-main, ini tanah rakyat, tanah leluhur, harus dihargai oleh negara," kuncinya.

Sebelumnya, Ferdinand Hutahaean pun mengaku tidak heran dengan banyaknya pejabat yang mengeluarkan statement aneh.

Salah satu penyebab yang sering dikatakan Ferdinand, para pejabat tidak ditempatkan sesuai dengan latar belakang keilmuannya.

"Banyak setingkat menteri maupun wakil menteri yang menurut saya statementnya ngawur dan tidak searah dengan semangat juang pak Prabowo," ujar Ferdinand kepada fajar.co.id, Senin (11/8/2025).

Kata Ferdinand, ia termasuk salah satu orang yang meyakini bahwa Prabowo memang memiliki semangat juang dan nurani untuk membuat rakyatnya sejahtera.

"Persoalannya yang saya lihat di sini, banyak Menteri yang ngawur berbicara, salah satunya Nusron Wahid," sebutnya.

Berkaca pada pernyataan Nusron soal semua tanah sebenarnya milik negara, Ferdinand memberikan balasan menohok.

"Semua tahu bahwa manusia tidak bisa menciptakan tanah, tapi tanah itu kan sudah dikuasai jauh lebih dulu oleh para leluhur kita," cetusnya.

"Jauh sebelum negara ada, jauh sebelum Nusron jadi Menteri ATR/BPN," timpal dia.

Ferdinand menekankan bahwa pernyataan Nusron yang merupakan anak buah Bahlil Lahadalia jauh menyimpang dari semangat perjuangan Prabowo.

"Terlalu jauh juga dari semangat juangnya Prabowo yang ingin memajukan masyarakat secara keseluruhan," tandasnya.

Ferdinand bilang, sepuluh bulan pertama yang telah dilalui bisa menjadi catatan penting bagi Prabowo untuk melakukan evaluasi terhadap para pembantunya di kabinet.

"Banyak pejabatnya yang seharusnya dievaluasi dan diganti. Kasihan nanti pak Prabowo, tujuannya tidak tercapai karena Menteri-menterinya ngawur bekerjanya," kuncinya.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan