Kalimantan Timur Juga Siap Jadi Ibu Kota Negara

Meski demikian, jika nantinya salah satu daerah di Kaltim dipilih sebagai ibu kota negara, sejumlah dampak positif bakal diterima. Paling jelas, percepatan pembangunan di berbagai kawasan. Infrastruktur skala kota dan wilayah bakal menjadi perhatian utama, mulai ketersediaan air bersih hingga listrik.
"Semua aspek akan berdampak baik. Peningkatan pendapatan asli daerah di kabupaten/kota se-Kaltim bakal naik berkali lipat," lanjut Farid.
Akan tetapi, menurutnya, perpindahan ibu kota negara juga tak lepas dari imbas negatif. Masalah lingkungan yang selama ini didominasi karena pertambangan batu bara bakal bertambah dengan masalah lain. Peningkatan deforestasi hutan yang semakin tidak terkontrol. Belum lagi masalah sosial karena akan timbul migrasi besar-besaran ke Pulau Kalimantan.
Terlepas dari perdebatan daerah mana yang tepat menjadi ibu kota menggantikan Jakarta, Farid menilai langkah pemerintah saat ini sudah tepat.
Memindahkan ibu kota negara dari Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan bakal memacu pertumbuhan ekonomi wilayah. Pemindahan itu menjadi stimulan yang baik untuk meningkatkan produktivitas kawasan lain di luar Pulau Jawa.
"Kompleksitas masalah Jakarta bakal berkurang. Jadi, tidak perlu terlalu takut dengan perubahan itu," kata pria kelahiran Samarinda.
Dari studi kasus pemindahan ibu kota negara yang pernah dilakukan di Myanmar (dari Yangoon ke Naypyidaw), di Brasil (Rio de Jeneiro ke Brasilia), serta Australia dari Melbourne ke Canberra, kekhawatiran berlebih tak terbukti.
Namun, seperti yang disebut di awal, bahwa pemindahan ibu kota negara ke Pulau Kalimantan tak melulu mendapat dukungan. Salah seorang legislator daerah pemilihan Kaltim, justru menolak rencana pemerintah tersebut.