Dikeroyok, Wajah Guru ini Bonyok, Gigi Atas Patah

Dijelaskan Chandra, saat ditampar ia tidak melakukan perlawanan, demi menjaga puluhan perlengkapan komputer yang ada di laboratorium. Ia sempat emosi, tapi tetap berusaha tidak melawan. “Saya sempat bilang kalau saya guru di sekolah ini. Tapi yang bersangkutan tetap tidak peduli, justru memanggil tiga rekannya yang menyusul masuk dalam lingkungan sekolah. Dia (Ramli, Red.) terus mendekat, tapi saya dorong agar tidak masuk ke laboratorium. Saya beri kode pak Ediansyah agar pergi meminta bantuan. Datang siswa saya, Eko melerai dan pak Ediansyah baru bisa keluar cari bantuan, tapi setelah itu saya menjadi titik fokus pengeroyokan,” terangnya.
Guru honorer yang baru mengabdi 6 bulan di SMKN 5 ini mengaku tidak mengenal keempat pelaku pengeroyokan. “Saya tidak mengenal mereka,” ujarnya.
Kasus pengeroyokan yang dialami guru SMKN 5 yang berlokasi di Desa Binuang, Sepaku ini telah ditangani Polsek Sepaku. Kapolsek Sepaku AKP Suyono menyatakan, keempat pelaku sudah ditangkap dan menjalani pemeriksaan. “Semua tersangka sudah diamankan di sel Polsek Sepaku,” ujarnya.
Suyono menyatakan, pengeroyokan yang dialami guru honorer ini tidak ada sangkut pautnya dengan siswa. “Tidak ada hubungannya dengan siswa. Memang empat pelaku ini di bawah pengaruh minuman keras,” terangnya.
“Pelaku melakukan pengeroyokan dengan tangan kosong. Tidak menggunakan senjata tajam atau senjata tumpul,” lanjutnya.
Suyono menegaskan, para tersangka pengeroyokan ini dijerat pasal 170 ayat 1 KUHP tentang pengeroyokan dengan ancaman hukuman lima tahun penjara. (kad/cal)