Bupati Mateng Senang Warganya Sejahtera Berkat Kebun Sawit

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID, TOBADAK -- Bupati Mamuju Tengah (Mateng), Aras Tammauni mengaku senang income masyarakatnya terus membaik. Salah satunya karena mereka fokus mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan. Bahkan sebagian masyarakatnya bergerak di bidang ini, terutama sektor kelapa sawit. "Penghasilan masyarakat bertambah dari sawit. Ini menjadi tanaman favorit karena tidak manja," kata Aras. Salah satu perusahaan sawit yang dianggap berjasa mendongkrak perekonomian masyarakat Mateng adalah PT Astra Agro Lestari, yang memiliki lima anak perusahaan di Mateng hingga Pasangkayu. Perusahaan ini membangun kemitraan dan memberikan pendampingan cara bertanam sawit yang benar kepada masyarakat. Dia menyebutkan khusus dari perkebunan sawit yang dimiliki Astra, telah menggerakkan perputaran uang hingga Rp80 miliar per bulan. Angka yang cukup fantastis pada sebuah daerah yang baru saja mekar dan sedang giat membangun. Karenanya, selaku pemerintah dan orang tua di Mateng, Uwe Aras (panggilan Aras Tammauni) merasa bangga adanya perusahaan sawit yang turut membantu perekonomian masyarakat. "Terutama Astra, karena saya ini juga karyawan Astra," bebernya. Secara terbuka, Aras mengakui menjadi bagian dari perusahaan ini sejak puluhan tahun lalu. Perusahaannya menjadi rekanan pengangkut tandan buah segar (TBS) sawit ke pabrik milik Astra. Ia juga menyuplai untuk perusahaan sawit yang lain di daerahnya. Bahkan Uwe juga memiliki lahan pribadi yang dikelola oleh keluarga dan karyawannya. Namun bila ingin sekadar mencari kekayaan saat ini, ia bisa saja mengabaikan keberadaan sawit dan beralih ke sektor tambang. Aras menyebut sampai saat ini sudah ada beberapa perusahaan mengajaknya membahas potensi mengelola tambang emas, nikel, mangan maupun bijih besi di daerah Mateng. "Tambang itu bisa langsung bikin kaya pejabat dan pengusaha. Tapi saya menutup itu. Saya mau yang juga dirasakan masyarakatku," katanya. Karenanya dia mengajak seluruh warganya menjaga kelangsungan produktivitas kelapa sawit tersebut. Bila ini terhenti, menurutnya perusahaan pengelola kelapa sawit tersebut tidak rugi. Justru masyarakat dan petani yang akan kehilangan income secara drastis. Humas PT Astra Agro Lestari, Husni menyebut kerja sama mereka dengan pemerintah daerah, maupun petani dan masyarakat secara umum sejauh ini berjalan baik. Tidak saja di Mateng, tetapi juga di Pasangkayu dan daerah lain di tanah air. Tak heran bila ia melihat pembangunan di dua daerah ini cukup signifikan meski masyarakatnya terfokus mengembangkan kelapa sawit. "Secara umum Indonesia memang menjadi pengahasil kelapa sawit terbesar di dunia, setelahnya Malaysia," beber Husni. Hal senada disampaikan CDAM PT Astra Agro Lestari, Teguh. Dia mengatakan, tantangan ke depan adalah ikut membantu petani meningkatkan produktivitas kebun mereka. Sebab secara akumulasi, rata rata produktivitas kebun kelapa sawit petani ditanah air masih seperdua dari produktivitas kebun di Malaysia. "Petani di Malaysia bisa menghasilkan 8 ton per hektare. Di kita sekitar 3-4,5 ton. Ini yang mesti kita genjot. Cuma memang luasan lahan kita jauh lebih besar," bebernya. (nur)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan