Mantan Napi Jadi Imam Masjid

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR --Muhammad Fadzar Imawan tak menyangka dirinya harus hidup di hotel prodeo. Namun, dari tempat itulah ia mendapatkan ilmu agama yang mengantarnya menjadi imam masjid.
USIANYA masih sangat muda saat dirinya terjerumus pergaulan bebas. Minum keras akrab di kesehariannya, pun dengan obat-obatan. Ia terlena akan dunia dan hidupnya hanya untuk berfoya-foya. Cukup lama fadzar menjalani kehidupan penuh maksiat.
Hingga suatu hari Allah menegurnya lewat sebuah peristiwa. Fadzar terlibat kasus kekerasan bersama rekan-rekannya dan kemudian diamankan oleh Polisi. “Saat ingin lari, motor saya tiba-tiba tidak bisa menyala padahal tepat hari itu saya sudah servis motor saya. Mungkin itulah kuasa Allah Swt,” ujarnya.
Akhirnya,ia mendekam di balik jeruji setahun lamanya. Beruntung, orang tuanya tetap memotivasinya. Ia diminta ikhlas menghadapi masalahnya. “Orang tua saya bilang jalani saja. Ini sudah ketetapan Allah,” ungkapnya.
Pembinaan agama di Rutan membuatnya menjadi sadar akan perbuatannya dahulu. Ia bersyukur Allah membukakan hatinya untuk berhijrah. Jika tidak merasakan berada di Rutan, mungkin Fadzar tak akan berubah. Ia meninggalkan semua kehidupan kelamnya. Meski banyak cemooh dari teman-temannya dahulu, Namun tidak mengubah keteguhannya.
Selepas dari Rutan, Fadzar aktif mengikuti berbagai kajian keagamaan bersama kelompok-kelompok dakwah. Ia juga rutin beribadah, menghafal alquran, dan beberapa kali didaulat menjadi imam salat.
Kendati demikian, beberapa kali, dalam hijrahnya, Fadzar sempat merasakan jenuh tetapi ia selalu ingat bahwa ada Allah swt yang melihatnya. "Saya ingat sekali dahulu ada pak polisi yang mengatakan pada saya bahwa saya bisa mengembangkan kemampuan saya menjadi imam masjid. Ia menyemangati saya bahwa di mana pun saya akan dipindahkan, selalu ingat ada Allah Swt yang berada di sisi saya,” ujarnya.
Fadzar lantas membentuk komunitas Muslim Youth Project dengan kegiatan bersih-bersih masjid tiap pekannya. Ia turut mengajak rekan-rekannya di Rutan dahulu untuk bersama-sama membantu membersihkan masjid. Berpindah dari satu masjid ke masjid yang lain.
Semuanya bekerja dengan ikhlas tanpa paksaan. Ia pun juga rutin mengajar anak-anak mengaji. “Baiknya jauhi pergaulan bebas seperti itu, saya sudah rasakan dan hanya membuang-buang waktu. Tidak ada manfaat di dalamnya,” tegasnya. (FAJAR)