Sistem Open Camp, 200 Warga Binaan Ditempatkan di PP Ciangir

Menjawab pertanyaan wartawan mengenai pemasaran produk pertanian warga binaan, Utami menjamin hal itu. “Yang pertama adalah dari pihak kami, seluruh kebutuhan makan warga binaan dibeli dari sini, terutama lapas rutan wilah Banten dan DKI Jakarta," jelasnya.
Menurut Dirjen, untuk jangka panjang Ditjen PAS akan menjadikan Permukiman Pemasyarakatan Ciangir sebagai kawasan agroindustri dan agrowisata. Tanaman yang dikembangkan bernilai ekonomi tinggi, agar setiap warga binaan memiliki kontribusi bagi bangsa dan negara lewat pertanian. “Agroindustri akan meningkatkan penghasilan warga binaan dan masyarakat sekitar,” kata Utami.
Khusus agrowisata, Dirjenpas mengatakan ada sungai tidak jauh dari Permukiman Pemasyarakatan Ciangir, yang akan menjadi daya tarik wisatawan. Daya tarik lainnya adalah sebagian kawasan Ciangir akan disulap menjadi kebun berbagai jenis buah-buahan, dengan para warga binaan berinteraksi dengan pengunjung. “Lapas Open Camp ini juga bisa menjadi sarana edukasi siswa SMP dan SMA," ujarnya.
Berbicara usai menanam pohon buah-buahan bersama Kepala Badan Ketahanan Pangan Kemenerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi, Utami menjelaskan soal revitalisasi lembaga pemasyarakatan (lapas). Menurutnya, revitalisasi membagi lapas menjadi empat jenis; super maximum security, maximum security, medium security, dan minimum security.
Warga binaan yang dinilai membahayakan, dan cenderung mengulangi perbuatannya, akan ditempatkan di lapas dengan penjagaan ketat. Jika sebaliknya, warga binaan akan menghuni lapas yang lebih longgar, bahkan sangat longgar.