Jateng Ekspor Perdana Edamame ke Belanda Gunakan Sertifikat Elektronik

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi langkah akselerasi ekspor yang dilakukan Kementan. Selain itu, aplikasi i-MACE yang dimiliki Kementan merupakan teknologi yang tepat untuk menyampaikan kepada masyarakat terkait potensi pertanian yang tersebar di seluruh Indonesia termasuk di Jawa Tengah.
“Saya sepakat dengan Kementerian Pertanian. Soal pertanian, soal pangan kitalah yang harus menjadi juara dunianya. Maka kalau neraca perdagangan sudah kita bicarakan dan teknologi sudah disiapkan, tinggal produktivitas yang didorong, kapasitas yang disiapkan dan kontinyuitasnya juga dijaga,” ujarnya.
Ganjar menilai ekspor saat ini merupakan bagian dari tendangan-tendangan yang ditunjukan kepada dunia, Indonesia memiliki produk pertanian berkualitas yang memenuhi standar pasar dunia. Indonesia memiliki komoditas edamame, jahe, kopi, gula, jagung, beras, sayuran dan komoditas bunga yang bisa bersaing di pasar ekspor.
“Bahkan semua komoditas kita semua ada. Industri hilirnya pun kita ada. Jadi yang perlu kita dorong adalah aspek hulunya kita bina, tengahnya kita ajarin berjualan. Tadi kita sudah pakai sertifikat elektronik, jadi bisa secara real time berkomunikasi dengan negara tujuan ekspor,” terangnya.
Artinya apa? Sektor agroindustri kita bisa bersaing. Ini sesuai dengan harapan Presiden, untuk menggenjot ekspor.
Pada kesempatan tersebut, selain edamame, juga dilakukan ekspor komoditas lain dengan total nilai Rp255,4 miliar, terdiri dari kelompok hortikultura berupa melati, daun cincau, daun pakis, sayuran beku sebanyak 202,3 ton. Kelompok tanaman pangan berupa kacang tanah, olahan ubi kayu, terigu dan ubi jalar berjumlah 178,5 ton. Sementara kelompok perkebunan berupa kopi, gula merah, sapu lidi, teh dan vanili sejumlah 723, 3 ton . Kelompok produk peternakan berupa sarang burung walet dengan jumlah 1,4 ton.