Anak Muda dan Algoritma Kesejahteraan Baru Masa Depan

Sistem algoritma Google dan sosial media lainnya mengikuti algoritma yang terjadi dalam sistem kognitif manusia saat berpikir. Ketika membuka dan mengetikkan pencarian Google, tentu terma pencarian sebelumnyalah yang ditampilkan, atau postingan facebook teratas yang kita jumpai adalah postingan mereka yang sering berinteraksi dengan kita. Begitu juga berbelanja di toko online.
Kita dengan mudah akan di jajakkan seluruh barang yang pernah kita beli disitu, atau yang sedang kita inginkan. Apa yang terjadi kemudian adalah dalil kesejahteraan yang kita bangun dengan entitas teknologi ini, kemudian mulai menguasai hidup kita tanpa kita sadari.
Evolusi atau seleksi alam akan digantikan oleh teknologi baru, masa depan adalah era kecerdasan buatan yang lalu dengan cepat akan mengambil alih sebagian besar pekerjaan manusia untuk dikerjakan dengan komputer, robot dan mesin. Banyak manusia jadi pengangguran, muncul kelas baru yang mengendalikan semua lini kehidupan.
Kisah berikutnya adalah, manusia tidak hanya akan kehilangan dominasinya atas dunia, tapi manusia akan kehilangan seluruhnya. Bahkan Yuval Noah Harari mendogma bahwa ancaman terbesar bagi spesies manusia di masa depan adalah alogaritma yang kita susun sendiri yakni otomaton bernama Artificial Intelligence dan Rekayasa Genetika.
Ada dua jalan alogaritma bagi anak muda untuk menghindari hegemoni teknologi ini dan menghadirkan kesejahteraan sosial baru di dunia yang sebentar lagi akan disesaki oleh mesin dan seperangkat kecerdasan buatan. Kedua hal ini mesti di pahami dalam membangun kesejahteraan sosial baru bagi Indonesia, yakni pertama adalah literasi kesadaran. Kedua, membangun kebudayaan transformatif.