Naik Haji Berkat Bawang Putih, Petani Tegal: Kejayaan Berulang Kembali

  • Bagikan

Jitranto dan istri, petani desa Tuwel Kecamatan Bojong yang sempat merantau ke Jakarta menceritakan keputusannya untuk kembali ke Tegal menjadi petani bawang putih. Anto, panggilan petani milenial ini mengisahkan pada tahun 1998 keluarganya terpaksa diboyong merantau ke Jakarta dengan baju seadanya yang melekat di badan. "Kami tidak punya apa-apa sejak bawang putih tegal porak poranda akibat impor. Orang tua kami mengalami kerugian besar karena bawang putih. Sejak 2015 kami sekeluarga kembali dan ikut program pemerintah. Alhamdulillah, perlahan tapi pasti mulai ada hasilnya. Tahun ini saya dan istri bahkan orang tua kami bisa daftar ONH plus" terang Anto sumringah.

Bersama dengan 18 orang petani bawang di desa lain, anto dan istri mendaftar haji dari hasil bawang putih. "Sungguh berkah luar biasa" ungkap anto terharu. Begitupun dengan Abdul Muin, warga desa Rembul tak kuasa menahan haru saat mengungkapkan kesuksesan yang dirasakannya dari hasil bawang putih. "Alhamdulillah dari hasil bawang putih bisa beli tanah, daftar haji dan lainnya. Bahkan saya ajak tetangga saya untuk tanam bawang putih" ungkap petani paruh baya ini.

Ahmad Maufur, petani muda setempat yang dinobatkan sebagai champion atau penggerak pembangunan pertanian khususnya bawang putih di Kabupaten Tegal menceritakan success story bagaimana masjid megah 2 lantai yang saat ini sedang dibangun di desa Tuwel. "Mesjid ini dulunya sebuah mesjid tua yang sudah tidak layak pakai, kemudian pada tahun 2014 kami berniat untuk membongkar dan membangun yang baru. Niat tersebut baru terwujud dengan mulainya pembongkaran pada tahun lalu. Sejak para petani sini kembali tanam bawang putih pada 2018 kemarin, ahamdulillah iuran pembangunan mesjidpun menjadi lancar sehingga kas mesjid mencapai Rp. 400 juta. Semua dari hasil tanam bawang putih" terang Maufur antusias.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan