Bambang juga seorang penceramah. Untuk acara-acara motivasi bagi anak muda. Di situ BP20 juga sering mengutip kata kunci. Misalnya: Pemenang dan pecundang itu sama. Sama-sama manusia dan sama-sama ingin bercerita tentang diri mereka.
Bedanya: Anda pasti sudah pernah mendengarnya.
Atau Anda baca sendiri blognya.
Membaca dan menulis adalah kelebihan BP20 dibanding pemain hebat-hebat lainnya.
Ups, Iswadi Idris juga pandai menulis.
Saya pernah minta tolong Iswadi untuk ke Meksiko. Selama satu bulan.
Saya bekali ia kartu pers. Menjadi wartawan. Untuk menonton Piala Dunia di Meksiko.

Ia berbagi tugas dengan Zainal Muttaqien yang juga saya kirim ke Meksiko. Zam menulis sebagai wartawan. Iswadi sebagai analis.
Tidak disangka, kelak, ketika sudah menjadi Dirut saya, Zam dapat menantu orang Meksiko. Dari kota tempatnya meliput dulu: Guadalajara.
Putri Zam dan Carlos, anak Gualadajara itu, sama-sama ingin belajar bahasa Mandarin. Mereka sama-sama kuliah di Shanghai. Pacaran. Kawin. Percakapan mereka dalam bahasa Mandarin menghasilkan anak tiga.
Tiap hari Iswadi menulis panjang. Tentang perkiraan pertandingan hari itu. Atau hasil analisisnya untuk pertandingan tadi malam.
Zainal menulis tentang peristiwa dan hasil wawancara.
Waktu itu internet belum seperti sekarang. Kami juga belum mampu membeli laptop --yang harganya 10 kali lipat sekarang.
Iswadi harus menulis naskah dengan tangan. Lalu dikirim lewat faksimile.
Kenapa tidak pakai mesin ketik di media center?
“Antrenya panjang. Ide keburu hilang," jawabnya saat itu.