FAJAR.CO.ID-- Banyak orang yang tak menyadari kapan fungsi ginjal pada tubuh mereka sudah rusak. Pencegahan sejak dini tentunya harus dilakukan untuk terhindar dari gagal ginjal.
Pencegahan penyakit ginjal adalah berbagai upaya untuk terus menjaga hidup sehat dengan cara melakukan aktivitas fisik teratur, mengontrol tekanan darah dan gula darah, menjaga berat badan ideal, tidak merokok, tidak mengonsumsi obat-obatan secara bebas.
Seseorang diminta memeriksa fungsi ginjal terutama apabila berisiko mendapatkan gangguan ginjal. Klasifikasi jenis pencegahan bisa berupa pencegahan primer, sekunder atau tersier.
Pencegahan primer dilakukan sebelum terjadi Penyakit Ginjal Kronik (PGK) dengan mengidentifikasi orang yang berisiko terkena PGK, edukasi untuk mengontrol tekanan darah dan gula darah, serta menerapkan pola hidup sehat.
Pencegahan sekunder berupa diagnosis dini gangguan ginjal yang dapat dilakukan dengan pemeriksaan
urin dan darah untuk mengetahui fungsi ginjal. Dengan demikian pengobatan dapat dilakukan sedini mungkin.
Sementara pencegahan tersier lebih ditujukan untuk tatalaksana komplikasi PGK yang optimal. Misalnya seperti gejala anemia, sesak napas dan kelebihan cairan, gangguan mineral dan tulang, serta komplikasi ke jantung.
Menurut Ketua Umum PB Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB PERNEFRI) dr. Aida Lydia, PhD., SpPD-KGH, pada saat ini, masih banyak tantangan di Indonesia dalam pelayanan kesehatan ginjal. Jumlah pasien yang kian bertambah, sementara jumlah tenaga kesehatan belum memadai dan distribusi yang belum merata, dana kesehatan yang terbatas dan fasilitas layanan yang masih perlu ditingkatkan.