Pesantren Kaballangan Pinrang, Terapkan Pendidikan Modern dan Klasik-Tradisional

  • Bagikan

Syahrir pun membeberkan, terkait aktivitas pengajian kitab kuning di pesantren yang kini dipimpin putera bungsu AGH Ambo Dalle, Muh Rasyid Ridha Ambo Dalle, itu dilakukan setiap hari setelah salat Magrib dan setelah salat Subuh.

"Jadi semua sudah ada jadwalnya. Dari Senin-Minggu. Kecuali Jumat, santri libur," bebernya.

Metode pelajaran dasar pembacaan kitab kuning ini juga masih tetap mempertahankan metode bondangan dan ini sudah menjadi tradisi di pesantren. Metode ini, kata Syahrir, gurutta atau kiai duduk di atas mimbar, lalu semua santri duduk di depan.

Setelah itu, gurutta meminta salah seorang santri agar membacakan salah satu surah dalam Alquran hingga selesai.

"Jika bacaan santri itu selesai. gurutta kemudian mengupas makna dari surah tersebut dan ketika ada bacaan santri saat itu yang kurang tepat, gurutta akan meluruskannya sembari menerjemahkannya secara harfiah (syarh-nya)," terangnya.

Mengenai pengajian kitab kuning, kata Syahrir lagi, ini tidaklah hanya dipahami secara tekstual saja. Namun, santri juga diminta memahami secara kontekstual sesuai dengan perkembangan zaman.

"Pengkajian kitab kuning ini selalu dikaitkan dengan realitas sosial. Jadi, kita tidak hanya mengacu pada konteks teks pada saat ditulisnya kitab kuning ini. Tetapi disesuaikan dengan konteks yang terjadi sekarang," terangnya lagi.

Selain itu, di pesantren ini juga dikenal belajar dengan metode halakah. Metode ini sudah dipratikkan AGH Abdurrahman Ambo Dalle semasa hidupnya dan bertahan hingga sekarang.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan