Usai Ledakan Besar di Beirut, Perdana Menteri Lebanon dan Jajarannya Undur Diri

  • Bagikan
EDITORS NOTE: Graphic content / Lebanese army soldiers stand while behind a helicopter puts out a fire at the scene of an explosion at the port of Lebanon's capital Beirut on August 4, 2020. (Photo by STR / AFP)

Sebelumnya Diab telah menyerukan pemilihan parlemen lebih awal dan beberapa menteri sudah mengajukan pengunduran diri mereka. Namun, karena protes semakin meningkat selama akhir pekan, menjadi jelas bahwa pemerintah perlu segera mengambil tindakan untuk meredam kemarahan publik.

Pemerintahan Diab hanya berjalan selama 8 bulan sejak resmi diangkat sebagai PM Lebanon pada Januari lalu menggantikan Saad Hariri.

Hariri terpaksa meninggalkan jabatannya sebagai Perdana Menteri Lebanon setelah mendapat tekanan dari demonstran menganggap pemerintahannya yang didukung Hizbullah gagal menjalankan agenda reformasi ekonomi dan politik.

Dapat disampaikan, bahwa insiden ledakan dahsyat yang disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan secara tidak aman di pelabuhan selama bertahun-tahun itu telah memicu unjuk rasa anti pemerintah di Lebanon.

Pengunjuk rasa, yang menuding korupsi dan kelalaian pemerintah sebagai penyebab ledakan, turun ke jalan dan bentrok dengan polisi selama tiga hari berturut-turut.

Pada Minggu malam (9/8/2020), pengunjuk rasa merobohkan barikade di dekat gedung parlemen, melemparkan proyektil dan menyalakan api. Pasukan keamanan membalas dengan tembakan gas air mata dan peluru karet.

Protes berlanjut pada Senin malam ketika Diab membuat pengumumannya, dengan bentrokan antara demonstran dan polisi anti huru hara. (der/fin)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan